Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Mengapa Mereka Korupsi?

Diperbarui: 28 Februari 2021   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengapa Mereka Korupsi?
.
Secara singkat dan gamblang saja, sebagaimana sudah sering saya tulis, sistim politik biaya tinggi di Indonesia ini, berpotensi besar untuk 'memaksa' para politisi dan pejabat untuk melakukan korupsi.

Jujur sajalah : mau menjadi anggota DPRD, DPR, Kades, Bupati, Gubernur, dst; berapa biayanya? Sementara, gaji dan tunjangan bulanan mereka, cuma berapa?

Dikalikan 60 bulan secara netto saja pun, hasilnya masih jauh lebih kecil dibanding biaya politik yang sudah dikeluarkan.

Akibatnya, ya nganu itu. Padahal, mau tak mau, modal harus dikembalikan. Karena sebagian besarnya didapat dari berhutang. Segala cara pun ditempuh. Lalu banyak yang kemudian ditangkap KPK. Kena OTT. Sampai ada yang kejar kejaran di jalanan dengan petugas, di malam buta pula. Ketua partai nganu...
Malunya kayak apa?

Sistim politik yang kita anut sekarang, yakni sistim demokrasi kapitalis materialisme, seharusnya tidak boleh begitu. Sistim ini sudah banyak menjebak putera puteri terbaik bangsa. Sampai menjadi pesakitan di Rutan KPK dan Kejaksaan. Karena 'terpaksa' korupsi. Untuk bayar utang. Atau 'terpaksa' bagi bagi proyek secara tidak sesuai aturan. Sebagai balas jasa kepada donatur. Dan ini jadi bencana.

Karenanya, sistim politik tak kondusif ini harus diubah. Kasihan para pejabat itu. Seolah mereka dirancang untuk menjadi pejabat lalu disuguhi godaan yang sangat dahsyat. Berupa gula gula jebakan betmen. Dalam lingkaran setan. Mana tahan ....

Sementara itu di sisi seberang, rambu rambu hukum yang mengawal mereka, luar biasa banyaknya, isinya tumpang tindih, bahkan saling bertentangan. Sebuah sistim hukum yang termaduk paling rumit di dunia, ada di Indonesia. Ribuan aturan siap sedia menjerat dan menghitamkan muka. Sehingga pernah seorang pejabat tinggi berkata kepada saya : seorang pejabat pengguna anggaran itu ditangkap atau tidak ditangkap, itu tergantung nasib saja.

Dan sebulan setelah beliau berkata begitu, saya dengar ia mundur dari jabatannya, yang sangat 'basah' itu. Beliau lalu memesan 5.000 batang bibit aren kepada saya, dan memutuskan untuk menjadi petani. Hidup aman dan nyaman. Sehat berpeluh berkeringat di bawah keteduhan kebun aren nan asri dan rindang.

Sebenarnya, wacana untuk mengubah sistim politik yang tidak kondusif ini sudah terdengar cukup lama. Banyak juga pihak yang sadar bahwa pilihan sistim politik biaya tinggi ini adalah salah. Lalu ingin mengubahnya menjadi lebih murah, lebih sederhana dan sebagian besar biayanya ditanggung negara. Namun sayang, sampai saat ini, niat baik itu masih sebatas di atas kertas tanpa portofolio.

Sekarang menjadi tugas kita sebagai rakyat, dan rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi, terlepas dari sistim perwakilan yang tetap kita hormati, untuk menyuarakan perubahan itu. Rakyat harus menyelamatkan putera puteri terbaik bangsa itu. Sebab jika mereka hancur, kita akan ikut hancur juga. Bangsa ini akan jadi hancur juga.

Apa kalian senang dan bangga melihat mereka berdesakan memenuhi sel penjara komisi anti rasuah? Apa kalian pikir dengan hanya mencibir dan menyalahkan mereka, lalu masalah akan selesai?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline