Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Budidaya Asam Gelugur, Kendala dan Solusi Terakhir!

Diperbarui: 14 Agustus 2015   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tanaman asam gelugur alias asam keping alias asam potong saat ini sedang naik daun. Nilai jual buahnya yang segar maupun yang sudah dikeringkan terus saja meroket dari waktu ke waktu. Saat ini harga asam gelugur gelondongan basah ada di kisaran rp.6.000/kg. Sedangkan yang kering jemur sudah bertenger di tangga harga rp.40.000/kg. Satu kg asam gelugur kering berasal dari lima kg buah asam segar.

Jika dibudidayakan, tanaman asam gelugur akan mulai belajar berbuah pada umur 7 tahun. Sedangkan bila tumbuh liar di alam, tumbuhan penghasil rasa masam ini baru akan berbuah pada umur 9-10 tahun. Berat rerata sebutir buah adalah 350 gram.

Selain harga jual produknya yang selalu menanjak, tanaman ini masih punya satu kelebihan yang jarang dimiliki oleh tanaman lain. Asam gelugur dapat tumbuh secara abadi! Umurnya bisa sampai ratusan tahun. Hingga hasilnya bisa dinikmati oleh penanamnya, berikut anak, cucu, cicit, pirit, antah-antah dan oneng-onengnya. Tujuh turunan! Asam gelugur terus tumbuh seiring waktu, dengan buahnya yang semakin banyak. Tidaklah ganjil jika satu pohon saja bisa menghasilkan satu ton buah segar dalam satu tahun.

Lalu, apa kendala pembudidayaannya? Mengapa orang tidak lantas beramai-ramai menanamnya?

Karena : mendapatkan bibitnya tidaklah mudah. Dan, sampai berumur satu tahun, tanaman asam gelugur pada dasarnya adalah hidup dalam tahap kritis. Banyak sekali hama pemangsa, karena daun mudanya yang berasa segar asam-asam manis itu sangat disukai oleh hewan, mulai dari belalang sampai gajah.

Pemilihan bibit.

Tanaman asam gelugur yang bisa abadi itu, hanyalah yang bibitnya berasal dari biji. Jika dikembangkan secara vegetatif, maka akarnya yang tak punya akar tunggang itu akan membuat pohon mudah rebah saat sudah tinggi dan tertiup angin kencang. Selain itu, mengembangkan asam gelugur secara vegetatif juga bukanlah perkara mudah. Jika dicangkok atau disambung pucuk, maka tingkat keberhasilannya (menurut pengalaman penulis) adalah di bawah 10 persen. Beda jauh dengan mencangkok jambu, yang tingkat keberhasilannya bisa 100 persen. Atau bandingkan dengan sambung pucuk pohon kakao yang bisa jadi 80 persen.

Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan perbanyakan lewat stek akar. Cara ini lumayan berhasil, namun jumlah bibit yang bisa dihasilkan sangatlah terbatas, mengingat pohon indukan akan mati jika akarnya terlalu banyak dipotong dan diambil.

Memangnya, apa masalahnya jika diperbanyak lewat biji?

Pertama, mendapatkan bijinya tidaklah mudah. Buah asam gelugur umumnya dipanen oleh pengepul saat buahnya masih hijau. Otomatis bijinya tidak bisa dijadikan bibit.

Mengapa tidak menunggu sampai buahnya matang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline