Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Makna Tepung Tawar dalam Adat Melayu

Diperbarui: 4 April 2017   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13689679021029576625

[caption id="attachment_262307" align="alignnone" width="715" caption="Pengantin adat Jawa yang ditepung tawari dengan adat Melayu. Sebuah paduan yang sungguh indah."][/caption] Tepung tawar adalah salah satu prosesi dalam acara adat Melayu, yang biasanya dilakukan pada acara pernikahan, sunatan, menabalkan nama, menyambut jemaah haji, syukuran, menyambut tamu agung, dan lainnya.

Nama tepung tawar ini sendiri diambil dari salah satu bahan yang ikut dalam ramuan tepung tawar itu, yakni berupa tepung beras yang dicahar dengan air.

Acara tepung tawar ini dilakukan dengan diiringi lantunan shalawat Nabi dan Marhaban.

Adapun bahan-bahan tepung tawar itu adalah :

1.Bunga setaman.

Maknanya adalah agar yang ditepung tawari menjadi harum namanya, laksana bunga itu.

2.Beras kuning.

Maknanya adalah agar yang ditepung tawari menjadi kaya, mulia dan bijaksana di masa depan.

3.Daun sidingin-dingin.

Maksudnya adalah supaya yang ditepung tawari itu kelak selalu aman tentram peri kehidupannya.

4.Air.

Niatnya adalah mendoakan semoga yang ditepung tawari selalu sehat wal afiat.

5.Tepung beras.

Tujuannya adalah mendoakan agar yang ditepung tawari sentiasa putih suci hatinya, terhindar dari sifat iri, dengki, hasud, tamak, dendam, riya, dan berbagai penyakit hati lainnya.

6.Balai-balai atau gorai.

Maknanya adalah agar yang ditepung tawari selalu berkecukupan makanan.

Adapun cara menepung tawari seseorang atau sepasang pengantin adalah :

1.Ambil segenggam bunga setaman, bacakan do’a selamat lalu taburkan bunga ke atas orang yang ditepung tawari sembari mengucapkan shalawat nabi.

2.Ambil gulungan daun sidingin-dingin lalu celupkan ke air. Kemudian percikkan air di daun itu ke ubun-ubun orang yang ditepung tawari.

3.Colek tepung bersa yang sudah dicampur air, lalu oleskan ke telapak tangan orang yang ditepung tawari.

4.Ambil sejemput pulut kuning yang ada di dalam gorai, lalu suapkan kepada yang ditepung tawari. Gorai lalu diangkat, atau istilahnya dihalun, ke atas kepala yang ditepung tawari, sembari membacakan doa pemanggil semangat.

5.Bersalaman dengan yang ditepung tawari.

Prosesi tepung tawar ini kerap dilakukan orang-orang Melayu hingga saat ini. Bahkan menjadi sesuatu yang wajib ada dalam hampir setiap acara.

Terlepas dari sebagian pendapat yang memvonis prosesi ini adalah bid’ah, mubazir, peninggalan Hindu, dan anggapan lainnya, inilah khazanah budaya bangsa, yang masih lestari di bumi Melayu.

Tak Melayu hilang di bumi. Tanah bertuah adat terjaga.

Demikianlah motto orang Melayu, yang turun temurun menghuni sebagian besar persada Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline