Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Beberapa Penyakit pada Daun Kelapa Sawit

Diperbarui: 11 Desember 2021   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1366095090975036618

Ada beberapa penyakit yang sering menyerang daun kelapa sawit. Diantaranya adalah :

-Penyakit Bercak Daun ( PBD ).

-Penyakit Busuk Daun Antroksa ( PDA ).

-Penyakit Karat Daun ( PKD ).

-Penyakit Tajuk Daun ( PTD )

-Penyakit Busuk Kuncup (PBK)


1. Penyakit Bercak Daun.

Penyakit bercak daun kelapa sawit disebabkan oleh beberapa spesies jamur, antara lain Curvularia eragrostidis, Curvularia spp.Drechslera halodes, Cochliobolus carbonus, Cochliobolus sp, dan Pestalotiopsis sp. Jamur-jamur tersebut menyebar dengan spora melalui hembusan angin atau percikan air yang mengenai bercak.


Penyakit ini biasanya menyerang tanaman bibit kelapa sawit yang masih muda. Pemicunya adalah kelembaban udara yang terlalu tinggi, sehingga spora mudah tumbuh berkembang. Selain itu, kurang bersihnya lapangan pembibitan dari gulma juga menjadi pendorong datangnya wabah penyakit ini. Sejenis gulma dari keluarga  gramineae merupakan inang sementara yang potensial bagi jamur patogen ini. Karena itu, bersihkanlah lahan pembibitan dan lahan disekitarnya.


Bila aada dijumpai serangan ini pada tanaman sawit anda, maka janganlah menyiram bibit pada daunnya, tetapi usahakan agar langsung ke permukaan tanah dalam polibagnya. Selain itu, kurangi juga volume penyiraman untuk sementara waktu. Bila jarak antar polibag kurang dari 90 cm, maka lakukan penjarangan. Gunting dan bakar daun bibit yang terserang pada tingkat ringan dan sedang. Adapun bibit yang sudah masuk kategori kritis atau terserang berat, maka harus dimusnahkan dengan cara dibakar. Selain itu, bibit-bibit yang terserang harus diisolasi, jangan satukan dengan tanaman lain yang masih sehat.


Aplikasi :

Disemprot dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap 7 hari.  Campur fungisida dengan perekat konsentrasi 0.2%, semprot juga bagian bawah daun dan bagian pupusnya. Perlakuan selama 2 bulan atau 8 kali semprot. 

 

2.Penyakit busuk Daun Antroksa.

Penyakit busuk daun antroksa umumnya menyerang bibit kelapa sawit yang masih muda. Penyakit antroksa sendiri sebenarnya merupakan sekumpulan nama penyakit atau infeksi pada daun bibit-bibit muda, yang disebabkan oleh 3 jenis jamur patogenik, yaitu Botryodiplodia spp.., Melanconium elaeidis dan Glomerella cingulata. Spora dihasilkan di dalam piknidia atau aservuli, dan menyebar dengan bantuan angin atau percikan air siraman atau hujan Penyakit ini telah dilaporkan terdapat di berbagai perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

 

Gejala.

Terutama menyerang bibit pada umur 2-3 bulan. Kadang-kadang dijumpai bersamaan dengan gejala transplanting shock (cekaman pindah tanam). Gejala biasanya dijumpai pada bagian tengah atau ujung daun, berupa bintik terang yang selanjutnya melebar dan menjadi kuning dan coklat gelap. Jaringan sakit selanjutnya nekrosis, bercak meluas dengan batas antara bercak dengan jaringan sehat berwarna kuning.Bercak kadangkala memanjang sejajar tulang daun.

 

Adapun faktor pendorong terjadinya serangan PDA ini adalah sama dengan faktor pendorong pada serangan PBD. Karenanya, selain pembersihanan lahan, penjarangan, pemangkasan, pengisolasian dan pemusnahan bibit yang sudah kolaps, lakukan juga pengurangan teduhan di atas pembibitan. Cahaya matahari bisa membantu mengurangi kecepatan pertumbuhan jamur patogen.


Lakukan penyemprotan dengan fungisida ziram, thiram, captan, cuman atau triadimenol dengan konsentrasi 0,1-0,2% dengan pusingan 5 hari, atau dengan thibenzol dengan konsentrasi 0,1% dengan pusingan 7 hari. 


 

3.Penyakit Karat Daun.

Penyakit karat daun ini biasanya menyerang tanaman yang sudah mulai berproduksi sampai tanaman yg sudah tua. Penyakit karat daun disebabkan oleh alga Cephaleuros virescen. Gejala penyakit berupa pembentukan karat berwarna kemerahan pada pelepah-pelepah tua (bagian bawah). Ini membuat seluruh daun pada pelepah-pelepah bawah menjadi kering lalu mati.

Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan diantaranya:

Melakukan penunasan pelepah bawah secara teratur.

Melakukan penyemprotan dengan fungisida tembaga, sperti dengan Kurproxat 345SC (produksi Nufarm Indonesia) atau bubur Bordeaux, C.O.C., dan Cobox. b. dengan dosis 2,5- 5 gram / 2 liter air dengan interval penyemprotan satu minggu.


4.Penyakit Tajuk Daun ( Crown Disease )


Gejala serangan :

Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.

Penyebab:

Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.

Cara pengendalian : Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini. Artinya, pohon yang mengalami penyakit ini tidak boleh dijadikan indukan.


Sampai saat ini belum ditemukan cara efektif untuk mengatasi penyakit ini. Penyakit ini termasuk ‘cacat bawaan’.

busuk

5. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)

Gejala serangan:

Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.

Penyebab : jamur Marasmius palmavirus.

Sampai saat ini belum ditemukan fungisida atau biopestisida lain yang dapat mengendalikan jamur marasmus palmavirus ini. 

Namun penggunaan fungisida dan bakterisida dapat dicoba. Misalnya Nordox. 

Cara pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.


Demikianlah beberapa penyakit yang menyerang daun kelapa sawit dan penanganannya kami paparkan. Bila ada yang masih perlu penjelasan, silahkan hubungi kami di nomor ponsel 0813 7000 8997 dengan Muhammad Isnaini. Dengan senang hati kami belajar dan berbagi ilmu tentang pertanian kelapa sawit.


Adapun paparan tentang hama kelapa sawit telah kami tuliskan sebagian di Kompasiana ini, dan akan kami lanjutkan di lain kesempatan. Insya Allah.


Penulis adalah staf pada UKM Tani Muda yang memproduksi dan memasarkan kecambah bibit kelapa sawit non sertifikat, kecambah bibit karet, tanaman hias dan bonsai. Bila ada yang membutuhkan, kami bisa membantu pengadaannya.


Salam tani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline