Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Ada 'Batu' dalam Pupuk Subsidi

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Beberapa hari yang lalu penulis membeli sekarung pupuk SP36 bersubsidi di salah satu distributor pupuk.

Harganya rp.130.000/sak @50kg.

Penulis lalu melarutkan segenggam pupuk itu dengan sedikit air, untuk campuran air siraman bibit aren yang penulis tangkar.

Namun aneh bin ajaib, sebagian besar dari pupuk itu tidak mau melarut, meski sudah diaduk lumayan lama.

Penulis lalu menyaring larutan pupuk tadi, dan hasilnya cukup mencengangkan. Ada banyak material mirip
pasir dan batu tersisa. Material itu kerasnya pun mirip dengan kerasnya batu takkala dicoba dihancurkan
dengan palu. Dan setelah dihancurkan, tetap saja tak mau dilarutkan dengan air.

Apakah ada pemalsuan isi pupuk? Ataukah ini disengaja? Atau hanya pupuk yang penulis beli saja yang
bernasib begini?

Penulis lalu mencoba menemui beberapa teman petani. Lalu menanyakan tentang keganjilan ini.

Ternyata mereka semua sudah tahu, bahwa ada semacam batu di dalam pupuk SP36 bersubsidi yang mereka
beli dan pakai. Mengapa masih tetap pakai? Yah, mau apa lagi. Mau gimana lagi? Petani kecil tak
punya banyak pilihan.

Sebagian teman petani malah mencurigai kalau pupuk urea bersubsidi yang diedarkan, telah
dicampur dengan garam.

Ketika digoogling, ternyata pupuk SP36 adalah pupuk phosfat yang dibuat dari batuan phosfat.

Tetapi, apakah ini berarti pupuk itu memang wujudnya, sebagian, adalah berwujud seperti material
batu yang tak larut dalam air? Jika tak bisa larut dalam air, lalu untuk apa dipupukkan ke tanaman?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline