Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Cara Mudah Membuat Bibit Kelapa Sawit

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kapan saat paling tepat untuk mulai membuat bibit kelapa sawit?

Tergantung Anda (petani penangkar) mulai dari mana. Jika dimulai dari kecambah, maka saat yang tepat adalah awal musim kemarau. Dan jika dimulai dari bibit sawit umur 3 bulan (baby sawit), maka saat yang tepat adalah pada pertengahan musim kemarau.

Kendala utama membuat bibit kelapa sawit siap tanam adalah besarnya konsumsi air agar bibit tumbuh dengan baik. Satu pokok bibit sawit yang sudah ditanam dipolibag besar, rata-rata membutuhkan air satu liter setiap harinya.

Karena itu, perlu disiasati agar kebutuhan bibit sawit akan air ini dapat terpenuhi, namun petani penangkar tak terlalu diberatkan dalam hal penyiraman bibit.

Pembuatan bibit sawit ada dua tahap. Tahap pertama adalah tahap pembesaran kecambah hingga berumur 3-3,5 bulan. Pada tahap ini, kecambah dibesarkan di dalam polibag ukuran 10-15 cm atau 12-17 cm. Kecambah sawit yang ditanamkan adalah yang sudah nampak jelas mana bagian akar dan mana bagian tunasnya. Jika kecambah sawit yang anda beli belum semuanya menunjukkan tanda tersebut, maka percikkan air pada kecambah itu hingga lembab merata, lalu simpan dalam tempat kedap udara, misalnya plastik gula. Simpan ditempat yang terang namun tak kena sinar matahari langsung. Biasanya dalam waktu 3-4 hari, mata tunas akan tumbuh hingga kelihatan jelas mana bagian akar dan mana bagian tunasnya. Ingat, menanam kecambah sawit tidak boleh terbalik.

Cara membuat baby sawit :

Siram tanah dalam polibag kecil itu hingga basah, buat lubang kecil di tengah dengan kayu atau sejenisnya, lalu tanamkan kecambah sawit hingga bijinya tenggelam sekitar setengah cm. Susun polibag 15 polibag sebaris, panjang kolom barisan tergantung selera. Buat gang selebar 30 cm untuk jalan bagi pekerja. Jangan lupa pasang paranet 50% atau jaring penahan panas diatasnya.

Pemupukan dengan NPK interval seminggu, dimulai pada umur 20 hari. Larutkan dua genggam besar NPK ke dalam 10 liter air, lalu siramkan kepada 300 polibag bibit. Bilas lima menit kemudian.

Bila ada serangan jamur, atasi dengan fungisida semisal Dithane45 atau Bayleton. Untuk mengendalikan serangan hama, bisa disemprot dengan insektisida Matador atau Decis.

Sebenarnya, ada cara lain yang lumayan ekstrim, namun sangat menghemat biaya, tenagadan waktu. Kecambah tidak ditanam di polibag kecil, tetapi langsung disemai di tanah gembur yang sudah dicangkul cukup dalam. Lebar bedengan 120 cm dan panjangnya sesuai kebutuhan atau sesuai ukuran tanah. Jarak tanam 5 x 5 cm atau 6 x 5 cm. Siram setiap sore kecuali ada hujan. Pasang paranet 50% di atasnya.

Setelah berumur tiga bulan atau setelah berdaun empat helai, siram persemaian dengan air yang banyak. Dua jam kemudian tanah persemaian dibongkar, bibit diangkat lalu segera ditanamkan ke polibag besar.  Tanamkan hingga bongkot bibit atau batang terbawah yang menggembung tertutup tanah. Kelak tanah ini akan menurun levelnya, hingga bongkot akan kelihatan tepat di atas permukaan tanah dalam polibag. Dan baiknya memang begitu.

Ukuran polibag umumnya adalah 30 x 35 cm. Jika mengikuti ukuran standart perkebunan, maka ukuran polibag adalah 40 x 45 cm. Namun polibag sebesar ini akan menjadi kendala jika bibit kelak akan dikirim jauh, karena muatan truk akan menjadi sedikit.

Polibag besar disusun rapat, sebaris 7 polibag. Jika sebelumnya menggunakan sistim persemaian, maka sebaiknya pemakaian paranet tetap dipertahankan, atau susun di tempat teduh. Siram setiap sore.

Pemupukan pertama dengan NPK segenggam per pokok setelah umur satu bulan. Interval satu bulan. Boleh ditambah dengan pukan atau kompos secukupnya.

Tiga bulan kemudian, lakukan penjarangan. Jarak antar polibag adalah 80 x 80 cm bila bibit akan ditanam ke lapangan pada umur setahun. Bila akan dibesarkan hingga umur 2 tahun, maka jarak polibag 100 x 100 cm. Bibit umur dua tahun dibutuhkan pada lahan yang ada serangan babi hutan, landak dan tikus.

Nah, saat penjarangan ini sebaiknya di awal musim hujan. Saat itu kebutuhan bibit akan air sudah mencapai satu liter perpokok perhari. Jika ada hujan lebat, maka penyiraman dapat ditiadakan selama dua hari.

Biasanya, empat bulan setelah penjarangan, atau tujuh bulan setelah pemindahan bibit ke polibag besar, akar bibit sawit ini sudah menembus polibag dan menyatu dengan tanah lahan pembibitan. Artinya, bibit sudah siap menghadapi musim kemarau. Meskipun penyiraman tetap diperlukan, namun jika ada kendala penyiraman, maka bibit tidak akan terlalu stres, karena akarnya sudah bisa mencari air dari tanah lahan pembibitan.

Bibit sawit yang sudah berumur sepuluh bulan terhitung sejak saat dipindahkan ke polibag besar, dapat disiram 2 hari sekali saja. Jika ada hujan lebat, maka penyiraman dapat ditiadakan selama 3-4 hari.

Satu hal yang penting dicatat, sejak mulai pembibitan kecil hingga besar, jagalah agar bibit dan polibag posisinya tetap tegak lurus. Polibag yang miring akan membuat bibit tumbuh membengkok, dan ini tak baik.

Tiba saatnya akan dipindahkan ke lapangan atau akan ditanam ke perkebunan, siram polibag dengan air minimal 1 liter perpokok. Biarkan selama 24 jam. Esok harinya, miringkan polibag lalu potong akar yang keluar dari polibag dengan sabit. Bibit sawit jangan disentapkan atau ditarik paksa, karena akan menyebabkab stres.

Penyusunan bertingkat di atas truk diperbolehkan sampai enam tingkat. Satu truk Colt Diesel jenis Canter memuat 600 bibit dengan polibag ukuran 35-40 cm, dan muat 300 bibit dengan polibag ukuran 40-45 cm (muatan standar). Jika dipaksakan, bisa memuat 1000 dan 500 bibit. Segera siram bibit sawit ini begitu diturunkan dari truk. Jangan pernah memecah polibag atau membuang tanahnya. Terkadang tukang tanam melakukan ini agar ia ringan mengangkut bibit ke lubang tanam di lapangan.

Adapun tingkat keberhasilan pembibitan sawit ini adalah 85% jika dimulai dari kecambah dan 92% jika dimulai dari baby sawit.

Untuk penyakit-penyakit sawit di pembibitan dan teknis penanggulangannya, telah kami tuliskan sebelumnya di Kompasiana ini. Silahkan dirunut jika dibutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline