Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

3 Cara Jitu Menghindari Kepikunan

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Biasanya, manusia  akan kembali keadaan akal dan tingkah lakunya menjadi seperti anak-anak, bahkan bayi, ketika usianya sudah tua bangka. Sejauh ini, belum ada penjelasan yang cukup memuaskan dari para pakar, mengapa hal yang oleh para saintis dinamakan dementia ini, bisa terjadi. Mereka menyebut alzheimer sebagai penyebab utama, tetapi dalam beberapa kasus yang kami amati, hal itu kurang ada korelasinya.

Kita mungkin pernah mendengar tentang tetangga atau saudara kita yang sudah sangat sepuh, yang sangat pelupa, berkata-kata tanpa kontrol, atau bahkan ada yang sampai bermain-main dengan kotorannya sendiri. Namun tak jarang juga kita melihat ada orang tua yang sudah berusia di atas 80 tahun yang masih tajam ingatannya dan normal perilakunya.

Orang menyebut keadaan ini dengan pikun, dan dalam istilah kami orang Melayu, jawal. Kata jawal berasal dari bahasa Arab, yang artinya keadaan matahari yang sudah hampir tenggelam. Mungkin dalam bahasa Sangsekerta, ini disebut sandyakala.

Sejauh yang penulis ketahui, ada 3 cara jitu untuk mencegah kepikunan.

1.Banyak membaca dan menulis. Long life education, kata orang Barat, Utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi, kata Nabi SAW.

2.Banyak menghafal Qur’an, hadist dan/atau atsar.

3.Banyak merokok.

Dua cara yang pertama, akan merangsang sel otak dan sel syaraf untuk tetap aktif, sehinggafikiran dan sistem keseimbangan tetap terjaga hingga usia tua.

Cara yang terakhir juga cukup ampuh. Karena biasanya para perokok akan mati sebelum usia tua, hingga tak perlu merasakan yang namanya : pikun, atau jawal.

Sejauh ini, penulis memilih cara yang terakhir. Malas juga hidup lama-lama di dunia ini. Sumpek. Mending segera masuk surga. Di sana ada banyak bidadari yang cakep-cakep, mulus dan bebas HIV/AIDS. Di sana, mungkin juga, PLN nya gak byar pet, dan jaringan internet gak lelet kayak di Indonesia ini. Halah.

Anda sendiri, pilih cara yang mana?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline