Lihat ke Halaman Asli

Bang Pilot

Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Hadika Tewas di Halaman Rumah Jusuf Kalla

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang bocah perempuan usia 12 tahun tewas terinjak-injak saat berusaha mendapatkan sedekah yang digelar pada open house di kediaman Jusuf Kalla di Jalan Haji Bau, Makasar, hari ini

Hadika, murid SD kelas enam itu terhimpit massa yang berdesakan hingga ia terjatuh lalu terinjak-injak. Polisi sejumlah 200 personil yang disiapkan untuk mengamankan hajatan itu mengaku tak mampu mengendalikan situasi. Massa yang berdesakan seakan sudah tak memperdulikan lagi nyawanya, saat berebutan mendapatkan sedekah uang rp.50.000 dan sebungkus kue itu.

Tubuh kecil Hadika sempat dilarikan ke RS Stellamaris dengan ambulance yang memang sudah disediakan, namun nyawanya tak tertolong. Warga jalan Dg Tantu, kelurahan Rappokalling, Makasar ini menghembuskan nafas terakhirnya begitu tiba di rumah sakit.

Ibu si bocah, Nahu, 38 tahun, mengatakan bahwa mulanya Hadika berpamitan untuk mengambil sedekah itu. Namun karena ia takut terjadi sesuatu, ia menemani anaknya ke kediaman Yusuf Kalla. Saat antri, ia dan anaknya terpisah oleh kerumunan dan desakan massa yang jumlahnya sekitar 5000 orang itu. Nahu menjerit histeris saat mengetahui anaknya sudah menjadi mayat.

Selain Hadika, setidaknya ada tujuh orang lainnya yang cidera dan terpaksa dirawat di rumah sakit akibat peristiwa di halaman rumah calon presiden itu. Tiga orang lainnya yang juga cidera sudah diperbolehkan pulang.

Pembagian sedekah segera dihentikan setelah jatuh korban. Pihak keluarga Jusuf Kalla mengaku bertanggung jawab atas peristiwa maut itu.

Beberapa tokoh masyarakat mengatakan, sudah waktunya para orang kaya menghentikan acara seperti ini, karena sejarah kelam yang sering terjadi. jika pun ingin bersedekah, sebaiknya jangan mengumpulkan massa, tetapi lebih baik menyalurkannya langsung ke alamat para fakir miskin.

“Jangan sampai karena inginkan pencitraan, rakyat kecil yang harus meregang nyawa”, ketus salah satu tokoh yang tak mau disebutkan namanya itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline