Lihat ke Halaman Asli

Bangopet

Mahasiswa

Media Sosial, Masyarakat, dan Bahasa

Diperbarui: 4 Agustus 2020   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebelumnya, selamat untuk kita semua yang sudah pandai dalam menggunakan media sosial, yang tak kelam dengan perkembangan teknologi yang semakin ke sini semakin menjambatani separuh pergerakan manusia. 

Ada pergeseran yang sangat masif dari dulunya masyarakat yang tidak tahu-menahu akan media sosial, beranjak menjadi sangat pasih dalam menggunakan media sosial bahkan tidak sedikit yang bisa mengambil cuan dengan adanya media sosial tersebut.

Sekarang dari media sosial orang-orang bisa berbagi informasi, membagikan kejadian sehari-hari, serta ada juga yang membuat narasi tentang kehidupan pribadinya di media sosial. 

Dilihat dari sisi positifnya, tidak sedikit juga yang gaya hidupnya bertransformasi dari yang tadinya tidak produktif menjadi produktif bahkan menjadi orang yang proaktif dengan adanya media sosial ini, menimba ilmu dari media sosial? Tidak bisa dipungkiri lagi, orang-orang menggunakan media sosial sebagai wadah untuk menimba ilmu dan menambah wawasan.

Bila melihat dari sisi positifnya saja media sosial sangatlah menjadi kawan yang baik untuk kehidupan sehari-hari, menjadi pelayan yang tidak pernah akan lari bahkan semakin menjadi-jadi dan terus akan terus menawarkan pelayanan-pelayanan terbaiknya. Sebuah forum yang yang memberikan kesan yang baik, mengantarkan kita kepada tingkat penasaran yang paling tinggi.

Tapi menurut saya pribadi bijaksana merupakan peran penting bagi kita semua dalam menggunakan media sosial, kadang sebagian dari kita mungkin termasuk saya sendiri acap kali mengeluarkan bahasa-bahasa yang tidak senonoh di media sosial. Baik itu berupa kalimat yang kasar dan lain sebagainya. 

Makanya di sini dibutuhkan kontrol pada diri masing-masing, mungkin yang paling utama adalah cara bersikap. Kita juga perlu membatasi ruang gerak di media sosial, dan harus mempunyai tenggang rasa karena di media sosial bukan hanya kita seorang diri. Tetapi, media sosial adalah tempat untuk semua orang yang paham cara menggunakannya.

Mengenai sikap, iya, mungkin dimulai dari kita menggunakan bahasa yang sopan ketika mengelurkan pendapat di media sosial, atau memposting sesuatu dengan keterangan yang bagus. Yang tidak menyindir satu kelompok, karena menurut saya pribadi media sosial ini bukanlah untuk berperang. 

Ya, contohnya berperang argumen sebaik-baiknya tidak menggunkan media sosial sebagai wadah untuk kita meluapkan emosi yang berlebihan. Selanjutnya, dari segi informasi semua jenis informasi dari media sosial, baik itu yang diterbitkan langsung oleh perusahaan-perusahaan media. Menerima informasi dengan sikap yang kritis menjadi faktor utama yang membuat kita bisa bersahabat dengan media yang menyampaikan informasi tersebut, terlebih agar tidak ada kontradiksi antara media yang menyampaikan informasi dengan kita sebagai pembaca berita.

Dewasa ini, informasi datang tidak lagi dengan cara silih berganti. Tetapi, dengan cara membombardir. Terlebih ketika itu disampaikan oleh perusahaan-perusahaan media siber.

Jika kita menerima informasi itu di pagi hari, informasi tersebut bisa menjadi sarapan untuk kita. Jika mau sarapan yang lezat terimalah informasi tersebut dengan senang hati dan analisis yang tajam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline