Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

Dakwah Bilhal di Taman Barokah Ciboleger

Diperbarui: 25 Juli 2019   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Catatan Kunjungan ke Ciboleger, Baduy Luar, Rangkasbitung.

Dakwah Bilhal di Taman Barokah Ciboleger.

Allah swt berfirman: "Apa  yang kalian infaqkan, pasti Allah  akan menggantinya". (Q.s, Saba' ( 34:39).

Baginda Nabi saw pun bersabda, "(Kalian) hendaklah sampaikan dariku walaupun cuma sepenggal ayat". HR Imam Bukhari

Sabtu, 26 Januari 2019 mengawali awal tahun 2019, - semoga tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya -- komunitas Gerbang Betawi berkesempatan mengunjungi kawasan Ciboleger, Rangkasbitung. Sebuah kawasan di pinggir bibir suku Baduy yang sangat terkenal. Terkenal sebagai sebuah suku yang unik dan juga sebagai objek wisata. Tinggal Pemda lebih serius saja mengelolanya.

Suku Baduy dengan dua buah spesifikasi, Baduy Dalem yang masih kuat memegang adat dan Baduy Luar yang sudah berinterkasi dengan budaya dan lingkuangan luar sehingga lebih bisa menerima semua yang datang dari luar lingkungan mereka, termasuk agama dan keyakinan.

Tentu saja dari dua kutub budaya tersebut, timbul persoalan, dan ini sebuah keniscayaan dan fakta di lapangan, telah terjadi dinamika di kalangan mereka. 

Dengan banyaknya 'orang dunia luar' yang datang, tentu telah mempengaruhi isi hati mereka, pola  pikir, kehendak, paradigma dan juga akidah. 

Banyak diantara mereka yang ingin seperti 'orang luar' lainnya tersebut, baik dalam kehidupan sehari-hari, adat istiadat, berpakaian, berpendidikan, mengenyam ilmu, baik agama maupun non-agama,  dan lain sebagainya. 

Tentu saja hal ini bertentangan dengan adat istiadat orisinal mereka. Maka sebagai resiko yang mereka pilih tersebut, mereka dikucilkan dan bahkan dibuang dari suku mereka sendiri. 

Mereka diasingkan dari lingkungan komunitas kawasan Dalem sehingga mereka menjadi orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan dan modal kehidupan lainnya. Mereka tinggal di hutan-hutan tanpa ada pola kehidupan yang tetap. Bagaikan angin yang dapat mengombang ambingkan hidup mereka tanpa arah, fikiran kacau dan bimbang akan masa depan, tentu kita miris dan ngenes mendengarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline