Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

Kejadian yang Seharusnya Tidak Perlu Terjadi

Diperbarui: 15 Februari 2019   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sengaja saya tulis kepedihan hati ini, itu bahasa halusnya. Sebenarnya adalah unek-unek dan emosi yang tak terkendali, apalagi bagi orang yang kurang sabar. Saya yang merasakan cukup sabar dalam menghadapi sesuatu gak urung keluar juga unek-unek emosi, kasar, bahkan keluar bahasa ragunan alias kebun binatang dan hewan-hewannya. 

Kepada siapa kita harus mengadu, khususnya bagi orang tua yang saat tengan menghadapi pendaftaran SNMPTN. Hal yang sudah rutin dilakukan tiap tahun seharusnya tidak perlu terjadi karena sudah bisa diantisipasi. Problem yang dihadapi adalah membludaknya server pantia. Aneh kan?

Sistem pendaftaran SNMPTN sudah beberapa tahun diterapkan dengan Panitia adalah Universitas yang ditunjuk sebagai penyelenggara. Saya sendiri mengalami ketika Panitianya adalah ITB, dan tahun lalu 2018 panitianya adalah UNY (IKIP Jogyakarta dulu).  Alhamdulillah sepanjang pendaftaran tahun-tahun tersebut tidak separah tahun 2019 ini, walaupun tentu saja ada skala peningkatan penuhnya server. Tapi tahun ini terparah.

Tahun 2019 ini ada perubahan lagi model masuk masuk PTN yang dibuat oleh Menteri DIKTI. (Aneh di Indonesia ini setiap ganti pejabat ganti kebijakan). Tahun ini penyelenggaranya adalah Kementerian DIKTI. Bukan Kampus atau Universitas atau PT seperti yang selama terjadi. Kok Kementerian jadi panitia, bingung saya. Mungkin juga orang tua yang lain.

sejak awal dibuka penuhnya server sudah kentara walau masih bisa. Namun banyak diantara siswa yang masih menunggu berbagai sertifikat prestasi mereka sehingga mereka belum mengupload sejaka awal karena ingin memasukkan sertifikat tadi. Disini dimulai musibah? Sulit masuk ke server. 

Walaupun penyelenggara sudah memberlakukan ganjil genap (kaya mobil saja di jalan protokol), dimana yang NISN nya genap hanya boleh mengupload di jam-jam genap seperti jam 02, 04, 06, 08 dst. Begitupun yang NISN nya ganjil hanya boleh mengupload di jam-jam ganjil. Hal ini tetap saja bukan menjadi solusi karena kepadatan dan membludaknya siswa yang mengupload SNMPTN mereka.

Solusinya adalah - dan ini sudah rutin - menambah kapasitas server sehingga semua upload mereka bisa masuk. Sedangkan akhir batas penutupan sangat pendek, walaupun sudah 2 hari oleh panitia. Saya kehilangan akal sehat - istilah RG - speechleess mau bicara apalagi, dan ini adalah fakta di lapangan dimana masih banyaknya orang-orang yang tidak bisa bekerja sesuai dengan amanat rakyat.

semoga ada solusi secepatnya, semoga masalah ini diketahui oleh anggota Dewan Terhormat sehingga terblowup. Tapi jangan-jangan harapan ini cuma menguap di awan karena mereka juga sedang sibuk kampanye. Yah...beginilah nasib rakyat kecil cuma bisa mengeluh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline