Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

Kalkulasi Mubarak: Tirulah Pak Harto

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12965840551333499830

  Presiden Mubarak saat ini tentu sedang pusing tujuh juta keliling, antara menerima tuntutan rakyat Mesir yang sedang menuntut dirinya lengser atau bertahan hingga titik terakhir. Posisi Mubarak bagaikan kue bika Ambon atau bika Medan. Dibawah dipanggang dan di atas dibakar. Mubarak  begitu juga, dibawah dipanggang oleh demonstrasi rakyat Mesir, dan diatas dibakar oleh keperntingan AS dan Israel di Timur Tengah. Jadi gimana solusi tepatnya. Selama ini juga Mubarak sudah mulai lupa lautan dan daratan, karena menginginkan putra mahkota Gamal Mubarak menjadi penerusnya sebagai Pimpinan Mesir. Mubarak lupa kalau untuk mencapai hal tersebut kalkulasinya sangat mahal. Pertama, Gamal belum kapabel untuk menduduki jabatan 'panas' tersebut karena jam terbangnya belum memadai. Sebagai seorang bankir, Gamal belum waktunya menjabat sebagai orang nomor satu di negara yang banyak orang kapabel untuk menduduki jabatan tersebut. Kedua, Mubarak kelihatannya menantang rakyat dengan melakukan pemilu parlemen yang bernuansa dagelan politik, seperti masa orde baru di Indonesia. Dalam benaknya, Mubarak masih yakin akan dukungan AS karena selama ini menjadi 'kaki tangan'nya di Timur Tengah. Over-confidence tersebut melenakan Mubarak sehingga lupa mengangkat Jend. Omar Sulaiman sebagai wapres sejak awal-awal sebelum rakyat bergejolak. Karena Jend. Omar merupakan tokoh yang relatif diterima oleh rakyat Mesir dan juga dunia internasional, khususnya AS dan Israel. Karena, bila oposisi yang naik menjadi tampuk pimpinan di Mesir, terutama aliran fundamentalisme, pasti membahayakan AS dan Israel di Timur Tengah, dan juga AS serta Israel tidak tinggal diam. Dan banyak kalkulasi lainnya. Saatnya, kini, Mubarak, walau sudah terlambat, namun belum terlalu fatal, dan masih bisa diatasi. Karena tuntutan rakyat dan juga berbagai tokoh dunia internasional yang meminta dirinya mundur, baik dari kalangan tokoh dan ulama Mesir, Mubarak bergerak cepat mengabulkan tuntutan mereka, lengser dari kekuasaan, dengan jaminan dari Jend. Omar Sulaiman, sama dengan lengsernya mantan Presiden Soeharto dengan jaminan militer Indonesia saat itu, atas keselamatan keluarga dan hartanya. Sebagaimana Soeharto yang matinya kemudian diarak bak pahlwan juga oleh rakyat Indonesia yang sudah melupakan dosa-dosa kejahatannya seperti ditunjukkan rakyat Indonesia pada saat reformasi, rakyat Mesir pun akan melakukan hal yang sama, bila tuntutan rakyat Mesir saat ini dan detik ini didengarnya. Jadi, Mr. Mubarak, dengarlah suara rakyatmu, tirulah mentormu Pak Harto, dan mintalah jaminan keselamatanmu dan keluargamu pada Jend. Omar Sulaiman dan juga Jend. Tantawi (Menhan), sehingga pertumpahan darah rakyat Mesir bisa lebih diminimalisir ketimbang kamu bertahan dan mempertahankan diri di tengah amukan massa yang sudah tidak dapat dilawan. Percayalah, pasti lebih baik mengalah dari pada kalah bertumpahan darah. Salam damai,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline