Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

China dan Pameran Buku Int. Cairo

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1295895721245410233

  Mungkin bangsa kita harus lebih banyak belajar dari China. Setahu saya memang kita diajar oleh China sejak jaman nenek moyang kita dulu. Coba tengok cara menanam padi juga belajar atau diajari oleh China. Cara membajak sawah juga dididik China. Peralatan sekitar sumur di kampung juga ala China, termasuk tempat kolamnya, yang dulu teruat dari papan (di Betawi disebut padasan). Belum lagi hasil makanan berbasis beras kue-kue kebanyakan dibuat oleh orang China. Termasuk bahasanya juga kue berasal dari China, karena setahu saya ada kue "hun-kue', kuetiaw, dll. Belum lagi kue China yang  oleh warga Betawi disebut sebagai nama kue keranjang. Musik yang ada jaman dulu di Betawi juga banyak yang berasal dari China, seperti keliningan, cokek, tanji, dll. Kalau sekarang tentunya kita harus belajar dari China sebagai negara besar yang sudah menggurita di dunia sangat wajar. Suhu mah jangan dilawan. Ditiru saja... Saya tidak menceritakan China dalam bidang ekonomi. Karena bukan bidang saya. Tapi bagaimana China merangsek ke Timur Tengah dan dunia Arab mengambil pundi-pundi riyal dan dinar perdagangan dengan kawasan kaya tersebut. China bukan hanya merasuk ke bidang perdagangan. Tapi juga sudah masuk ke bidang budaya setempat. Bahasa China juga sudah dibuka jurusannya di Universitas Mesir. TV China juga sudah mengudara dari Beijing dalam bahasa Arab ke seluruh negara Arab. Belum lagi hubungan politik China dengan negara-negara di kawasan tersebut. Hampir seluruh diplomat China lancar berbahasa Arab. Beda dengan diplomat kita yang masih gagap bahasa Arab. Baru sekarang yang muda-muda banyak alumni Timur Tengah yang masuk ke Kemlu. Masih banyak lagi aspek China yang membanggakan di berbagai bidang yang masuk ke Timur Tengah. Orang Mesir yang dikenal kutu buku, bahkan termasuk bookchoholic. Setiap tahun Pameran Buku Internasional Kairo selalu penuh dengan jutaan buku yang diborong oleh orang Mesir. Saya mencatat tidak ada orang Arab (negara Arab) segila orang Mesir dalam meraih ilmu pengetahuan lewat buku. Bahkan di negara tetangganya, yang kaya tidak ada tradisi  membaca.  Penerbitan buku masih jarang. Beda dengan Mesir yang setiap hari terbit buku baru. Belum lagi surat kabar yang harganya terjangkau masyarakat luas, begitu juga buku-buku. Pameran Buku Int. Cairo tahun ini (2011) yang akan dibuka tgl. 29 Januari ini merupakan momen yang ditunggu oleh banyak orang, termasuk para mahasiswa yang menimba ilmu di negeri Kinanah tersebut. Menurut keterangan Ketua Lembaga buku Mesir Dr. Mohamed Sabir Arab ada sekitar 631 penerbit yang ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut, terdiri dari 32 penerbit asing (non Arab), 215 penerbit Arab dan 385 penerit Mesir (Mesir sendiri lebih besar jumlahnya dari penerbit seluruh negara Arab yang ikut berpartisipasi). Selain itu juga diikuti oleh 29 negara, 17 negara Arab dan 12 negara non-Arab dengan China sebagai "tamu kemuliaan'. Lagi-lagi China menjadi primadona di berbagai event internasional di dunia Arab. China memang sulit dilawan, walaupun produknya sering kita ejek, namun sudah membuktikan produk tersebut menyebar ke seluruh dunia terlepas mutunya baik atau tidak. Merek Indonesia masih belum dikenal, apakah karena gengsi maunya hanya membuat yang bermutu atau karena memang belum bisa. Gak tahu. Jangan-jangan dua-duanya gak. salam damai




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline