Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

Menggapai Kehidupan Lebih Bermakna

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Dalam berbagai isi tulisan kompasianer, dapat diakatakan bahwa persoalan yang menjadi bahasan utama adalah soal kehidupan di dunia dengan berbagai aroma sedap dan wanginya. Topik saat ini yang menjadi tulisan terbanyak barangkali soal video mesum artis LM dan AP, juga WC di Afsel. Sekeder menyelingi gegap gempita bahasan duniawi, saya tuliskan sedikit mengenai kehidupan setelah kehidupan duniawi ini, yaitu kehidupan akherat. Adakah kehidupan tersebut menjadi tujuan hidup kita???

Saya mencontohkan sebuah pertanyaan yang kelihatannya konyol dan dianggap aneh, tapi rasanya tepat untuk dinisbatkan kepada kita yang 'bingung'. Begini pertanyaannya, 'termasuk orang aneh gak bila seseorang naik taksi, dan ditanya oleh si sopir mau kemana? namun dijawab oleh si penumpang, 'gak tahu?'. Saya mengatakan si penumpang tadi adalah orang aneh atau boleh jadi sakit jiwanya.

Analogi pertanyaan diatas adalah sama dengan kita, ketika aktifitas kerja dan hidup kita cuma sebatas untuk duniawi saja. Tidak lebih. makan, minum, sex dsb bagaikan hewan pada umumnya. Kita bagaikan penumpang taksi yang gak tau arah mau kemana. Padahal jelas, bahwa kehidupan duniawi ini cuma sesaat, numpang lewat dengan taksi. Tujuan hidup sesungguhnya adalah dalam rangka menuju kehidupan hakiki yaitu kehidupan ukhrawi, kehidupan sesudah kematian merenggut nyawa, dengan segala pertanggungjawabannya akibat perbuatan kita di dunia. Bila baik, alhamdulillah akan mendapatkan hak kebaikannya, namun bila tidak nauzubillah min zalik.

Oleh karena itu, kehidupan dunia yang merupakan rotasi menit, jam, hari, bulan, tahun, dst, yang berputar tanpa pernah kembali lagi ke belakang. Bahwa setiap saat umur kita semakin tua, sedangkan usia kita semakin berkurang. Begitu setiap saat seterusnya secara pelan namun pasti, detik per detik, yang apabila tidak disadari pasti kerugian dan penyelesala sia-sia di kemudian hari. Selagi nyawa masih dikandung badan, mari kita tentukan arah naik taksi 'dunia' ini bahwa tujuan kita adalah ke 'Jalan Akherat', sehingga jelas jalan-jalan yang akan ditempuh oleh taksi hingga selamat mencapai tujuan. Dan akherat tersebut adalah kehidupan yang BERMAKNA. Semoga kita dapat mencapainya dengan selamat.

Hal ini cuma mengingatkan saya saja, maaf bila tidak berkenan....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline