Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

Perang Berebut Air...!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_123924" align="aligncenter" width="300" caption="Air Sungai Nil, Penyulut Perang di Timur Tengah (http://www.alswaed.net/modules/news/images/storys/29e91464d77cb1d9.jpg)"][/caption] Perang Timur Tengah dimasa mendatang adalah perang mendapatkan sumber air. Hal ini disadari betul oleh Israel. Oleh karena itu Menlu Israel, Avigdor Lieberman tak lama setelah kabinet terbentuk mengadakan kunjungan ke negara Afrika yang merupakan 'manba' (sumber) air sungai Nil. Sungai Nil dilalui oleh 7 buah negara, dengan Mesir dan Sudan sebagai negara 'mushabb' hilir. Persoalan air sungai Nil menjadi sangat penting bagi Mesir, karena hampir 95 % infrastruktur negara didapat dari sumber air sungai terpanjang di dunia itu, termasuk proyek pembangunan Dam Aswan, di Selatan Mesir, yang dibangun oleh Uni Soviet, bahkan waduk raksasa tersebut telah mengorbankan harta kekayaan mesir yaitu menenggelamkan situs bersejarah Mesir kuno Kum Umbo, dan juga beberapa kota di Sudan Utara. Selama ini Mesir, berdasarkan penjanjian yang ditandatangani di Cairo pada masa penjajahan Inggris tahun 1929 mendapat jatah jumlah pasokan air sebesar 55 juta m3 dan Sudan 15 juta m3. Tapi berdasarkan pertemuan negara-negara wadi Nil (yang dilalui sungai Nil) di Kinshasha Mei 2009 dan Alexandria Juli 2009 boleh dibilang sudah ada intrik perpecahan negara-negara tersebut, terutama negara 'Manba' (sumber mata air). Mesir meminta tambahan jatah 11 juta m3, belum mendapat persetujuan, negara-negara 'manba' sudah mengajukan keberatan dan meminta untuk meninjau kembali perjanjian yang telah ditandatangani pada masa penjajahan Inggris tersebut. Mesir memandang bahwa Mesir dan Sudan mempunyai hak berdasarkan 'sejarah' perjanjian kepemilikan air sungai Nil tersebut. Adanya intrik perpecahan terutama dari negara 'manba' dimana negara-negara tersebut hanya memerlukan 1 % kebutuhan akan air sungai tersebut, menyulut bahwa perubahan sikap negara-negara tersebut akibat campur tangan Israel terhadap negara 'manba'. Bisa difahami bahwa bila negara 'manba' mempermasalahkan soal pembagian jatah air tersebut, sehingga Mesir bisa mati kekeringan dan tidak berjalannya infrastruktur negara tersebut. Apa jadinya negara??? Politik penghancuran Israel terhadap Mesir, walau satu-satunya negara yang mempunyai hubungan mesra dengan Israel setelah penjanjian Camp David - tetap tidak dijamin keikhlasan Israel terhadap persahabatan dengan Mesir. Israel menikam Mesir dari belakang dengan mendekati, bahkan menginfiltrasi negara-negara 'manba' sungai Nil, agar pembagian jatah air sungai tersebut kepada Mesir ditinjau kembali. Perang yang akan datang di Timur Tengah, diperkirakan adalah berebut air...!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline