Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

Petualang Abad VIII : Al-Mas'udi

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_111937" align="aligncenter" width="225" caption="(Ilustrasi diambil dari http://www.kitatentangsemua.com/wp-content/uploads/2009/02/7.jpg"][/caption] Masih meneruskan penulisan tentang profil ulama, dalam kesempata kali ini saya tuliskan lagi tentang ulama petualang, yang terkenal pada abd ke-8 M, namanya Al-Mas'udi. Nama lengkap sang petualang tersebut adalah Abu al-Husein Ali bin Husein bin Ali Al-Mas'udi Al-Syafi'i al-Mas'udi, seorang sejarawan, ahli geografi dan petualang. Dilahirkan di Baghdad, dan keluarganya berasal dari keturunan Sahabat Abdullah bin Mas'ud ra. Mula-mula ia belajar di Baghdad, dimana Baghdad pada saat itu merupakan menara dan mercusuar ilmu pengetahuan Islam dan dunia. Baghdad dengan segala panorama dan pusat diskusi serta perbukuan yang marak di berbagai sudut gang, yang dikenal sebagai 'al-waraq' terambil dari 'wa-ra-qa' yang artinya kertas. Kisah kelompok-kelompok diskusi tersebut ditulis oleh Sarjana Yahudi dengan mengagumkan pada masa Dinasti Buwayhi. Al-Mas'udi sejak remaja sudah hoby dan menyenangi dunia jalan-jalan dan petualangan, bahkan sesuai dengan keinginannya yang menimba dan belajar dari berbagi budaya dan peradaban dunia lain. Maka pada tahun 921 M (309 H) dia meninggalkan Baghdad, mulai keliling ke negeri Persia, Kirman, dan kemudian menetap di Ashtahar. Kawasan tersebut saat itu masih dibawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Setahun kemudian dia meninggal kawasan tersebut menuju India, Multan (Pakistan) dan Serandib (Srilanka). Dari Srilanka dengan menumpang kapal laut bersama para saudagar dan tajir, dia mengunjungi Cina, Kanton (Zaitun) yang sekarang dikenal dengan Guangzhou. Setelah itu petualangannya dilanjutkan ke Lautan Hindia meunuju Madagaskar dan Zanjibar di Afrika Timur, dan akhirnya kembali ke Maghdad melalui Oman (Kesultanan Oman saat ini) Petualangannya yang kedua dimulai lagi pada tahun 926 M (314 H) ke kawasan Asia Tengah seperti ke Azerbeijan, dan Jurjan, kemudian dianjutkan ke Asia Barat, Syria dan Palestina. Pada tahun 944 M (332 H) dia meneruskan perjalanannya ke Antokia, Turki dan kembali ke Bashrah. Dalam masa ini dia juga mondar-mandir antara Irak dan Syam.  Dalam 10 tahun terakhir petualangannya dihabiskan antara Syria dan Mesir hingga  akhirnya dia menetap di Fustat, ibu kota Mesir saat itu, sebelum Cairo dibangun oleh Dinati Fatimiyah yang sebelumnya berpusat di Tunisia. Di kota Mesir kuna itulah Al-Mas'udi menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 956 M (345 H). Dalam setiap perjalanannya, Al-Mas'udi tidak hanya menikmati perjalanan dengan segala keindahan dan suka duka yang dialaminya. Tapi semuanya dicatat dan ditulis dalam buku-buku yang kemudian terkenal hingga saat ini. Diantara karya-karyanya, antara lain buku 'Kitab al-Maqalat fi Ushul al-Diyanat' (Catatan-Catatan Mengenai Asal-Usul Agama), 'Kitab Hada'iq al-Azhan fi Akhbar Ali Muhammad Alyahi Salam' (Taman Fikiran Mengenai Berita Keluarga Muhammad as), 'Kitab Akhbar al-Zaman Waman Adbaahu al-Hadatsan min al-Umam al-Madhiyah wa al-Ajyal al-Khaliyah wa al-Mamalik al-Da'irah' (Kitab tentang Berita Masa itu dan Bangsa-Bangsa, Generasi  yang Terkena Musibah dan Kerajaan Yang Berkuasa) serta buku 'Al-Qadhaya wa al-Tajarub' (Kitab Problematika dan Percoaban-Percobaan). Adapun bukunya yang terkenal dan terwariskan hingga kini adalah catatan petualannya tersebut yaitu kitab 'Muruj al-Zahab wa Ma'din al-Jawhar' (Padang Rumput Emas dan Mineral Permata) yang berisi mengenai sejarah geografi dan kerajaan sepanjang masa hingga pada msa hidupnya. Selain buku itu juga, Al-Mas'udi menulis buku mengenai berbagai macam kebudayaan yang ditulisnya dalam buku 'Al-Tanbih wa al-Isyraf'. Pada zaman Al-Mas'udi teknologi canggih belaum ada, hanya mengandalkan jalan kaki dan mengendarai binatang. Wah..encok juga yah..... dan menumpang kapal layar.... Keberanian yang jarang dimiliki oleh kita walaupun saat ini sudah mudah dalam melakukan petualangan, ke tengah ke tengah gurun pasir sahara .....Wallahu A'lam...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline