Lihat ke Halaman Asli

Bang Nasr

Nasruddin Latief

3 Tipe Manusia...!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Membaca komentar-komentar para kompasianer di berbagai tulisan Kompasiana yang sangat beragam, terutama postingan yang bernada agama, nampaknya ramai sekali dengan berbagai komentar-komentar yang berbeda degan komentar-komentar yang kocak, humor, hiburan, dsb. Komentar-komentar di tulisan yang bernada agama sarat dengan indikasi saling tuduh, membenci, bahkan memaki, menafikan pandangan pihak lain, walau tidak mendasar, dsb. Hal ini megindikasikan sensitifnya masalah-masalah yang menyangkut persoalan kebebasan beragama dan berideologi di tanah air. Saya yang masih belajar pada kehidupan dan alam semesta, dengan begitu banyak sekali mendapatkan pelajaran betapa beragamnya watak dan prototipe manusia dengan berbagai karakter yang dimilikinya. Saya jadi teringat sebuah pepatah anonym yang mengatakan, 'Orang-orang yang temui dalam hidup ini, siapapun dia, entah menyenangkan atau menyakitkan, akan membuatmu menemukan siapa dirimu dan akan jadi apa dirimu kelak'.

Saya hanya ingin memberikan gambaran dari makna Kitab Suci Al-Qur'an yang terdapat dalam surat Al-Baqarah (surat ke-2) di mukaddimahnya sebanyak 20 ayat, yaitu dari ayat 1 s/d ayat 20. Sebagai mukaddimah surat Al-Baqarah ini menggambarkan adanya tiga tipe manusia, dimana ketiga tipe ini menjadi pembahasan total seluruh isi ayat Al-Qur'an yang berjumlah 30 Juz dalam 114 surat, bahkan ketiga tipe manusia ini selalu gentayangan (kaya' genderuwo dong...) sepanjang bumi ini masih ada sampai kiamat menghancurkan nanti. Oleh karena itu, siapun yang hidup di dunia ini pasti akan menemui, menjumpai, merasakan, menikmati dan akan mengetahui adanya ketiga tipe manusia tersebut.

Ringkasnya, dalam 5 ayat pertama, Surat Al-Baqarah menceritakan tipe orang yang dikategorikan 'al-muttaqin', orang selalu dan senantiasa menjaga dirinya di jalan kebenaran. Kata 'muttaqin' berasal dari akar kata bahasa Arab 'ittaqa', kemudian terambil menjadi kata 'wiqayah', yang artinya 'preventive'. Misalnya pepatah Arab mengatakan, 'Al-Wiqayah Khairun min al-Ilaaj' (Prevention is better than cure).

Kemudian, 2 ayat berikutnya, ayat 6 dan 7 berbicara mengenai orang-orang yang inkar dan kafir(mata hatinya tertutup). Kata 'kafir' ini terambil dari akar kata bahasa Arab 'ka-fa-ra' yang arti asalnya 'menutup' tanah dengan tanah yang baru dalam mencangkul. Sehingga makna 'kafir' adalah 'orang yang tertutup mata hatinya' dari kebenaran.

Ketiga, adalah 12 ayat, dari ayat 8 s/d 20. yang masuk wilayah abu-abu. Gak 'muttaqin' dan gak juga 'kafir'. Wilayah bahaya bila ketemu orang tipe ini. Tipe disebut dengan 'munafiqin' (orang-orang munafik). Bahkan Al-Qur'an menyebutnya orang-orang munafik ini bakal menempati jatah kerak api neraka nanti (fi al-dark al-asfali min al-naar).

Jadi, bisa dilihat kan dari komentar-komentar yang muncul, tipe yang manakah orang yang sedang anda hadapi. Semua itu silahkan saja, karena itu adalah pilihan hidup masing-masing. Dan setiap pilihan tersebut akan dipertanggungjawabkan di depan Mahkamah Tuhan Yang Maha Adil. Dan juga jangan salahkan Tuhan bila memutuskan perkara masing-masing sesuai dengan Keadilan-Nya.

Kompasianer...mohon maaf, bukan menyinggung, tapi cuma mengingatkan saja, semoga berguna bagi kita semua untuk memperbaiki diri, karena tidak ada kesempurnaan pada manusia, kecuali Dia Tuhan Yang Maha Agung....

Salam, saloom, peace, cool.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline