[caption id="attachment_96928" align="aligncenter" width="300" caption="Ratu Teye, Ibunda Fir'aun Akhnatun Berkulit Hitam (Sudan)"][/caption] Fir'aun keturunan Sudan (Nubiyah)??? Wah...bisa-bisa orang Mesir marah nanti. Tapi penelitian yang dilakukan oleh ekspedisi Perancis yang dipimpin oleh Charles Bouni mengindikasikan hal tersebut. Bouni melakukan penelitian dan penggalian situs-situs kuna di Sudan Utara, perbatasan Sudan dengan Mesir. Bahkan, Tim tersebut menegaskan bahwa wilayah Sudan Utara merupakan pusat kerajaan tua yang terletak di 'Wadi Nil' (Lembah Sungan Nil) yang sudah eksis sejak puluhan ribuan tahun lalu. Penemuan mereka yang dilakukan di kawasan Sudan Utara tersebut menemukan bukti-bukti berupa Piramida di Jabal Berkel (Bukit Berkel), di ibu kota Kerajaan Kush kuna, piramida kecil Fir'aun, kuburan-kuburan, dsb. Bila mencermati sejarah Fir'aun, yang sebenarnya berpusat di Mesir Selatan dengan ibu kota kerajaannya di Luxor dan karnak (perbatasan dengan Sudan), yang penduduk aslinya dikenal dengan 'orang Nubi' (Orang sudan dikenal dengan Suku Nubi), boleh jadi bahwa sebenarnya raja-raja Fir'aun keturunan Nubi tersebut, yang dikalim saat ini sebagai orang Sudan. Orang Mesir asli berasal dari Nubi, sedangkan orang Mesir modern merupakan campuran dengan warga Turki yang cukup lama menduduki Mesir sehingga keturunan mereka dikenal sebagai kalangan bangsawan (Pasha) dan berkulit putih serta cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Keturunan Mesir asli bisa dikatakan adalah mantan Presiden Anwar Sadat yang berkulit 'samra' (kehitaman). Di kawasan Karnak dan Luxor ditemukan oleh ekspedisi Napoleon, yang dipimpin oleh ilmuwan Chapillion, yang menggali kuburan yang saat ii dikenal dengan kawasan 'Kings Valley', sebuah lokasi makam raja-raja Fir'aun yang sangat esotis. Masuk ke dalam kita menembus jalan di kedalam puluhan meter yang hingga kini terpelihara dengan baik karena dirawat oleh Direktorat Purbakala Mesir, seperti misalnya tidak boleh mengambil gambar di lokasi tersebut karena dikakhawatirkan akan terkena radiasi yang lama-lama kelamaan mempengaruhi gambar dan warna di makam terhebat di dunia tersebut. Mau mencoba, silahkan, menyaksikan sebuah keajaiban peradaban umat manusia. Menakjubkan.... Saat ini pemerintah Sudan sedang merenovasi piramdina Jabal Berkel tersebut dengan bantuan para ahli arkelogi Perancis setelah UNESCO memasukkan situs tersebut sebagai kawasan dilindungi untuk penelitian peradaban manusia kuna. Ekspedisi kawasan tersebut juga pernah dieksavasi oleh ahli arkeologi AS, George Reisner pada tahun 1916-1918 yang menemukan makam sebanyak 3000 lebih di kawasan dekat Aswan tersebut. Saat ini sebagian penemuan tersebut dipajang di Museum Fine Arts, Boston, AS. Coba lihat saja ibunda dari Raja Akhnatun, Ratu Teye, yang berkulit hitam dan asli Sudan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H