[caption id="attachment_94931" align="aligncenter" width="300" caption="Nyepi di Bali (Google)"][/caption] 16 Maret 2010 di Pulau Dewata... Pada tanggal tersebut, damai di Bali, damai di bumi Pertiwi, damai di persada Nusantara, damai di bumi, semoga....Pemeluk agama Hindu melaksanakan ritual keagamaannya dengan tenang, bahkan dalam rangka menghormati pemeluk agama tersebut, airport internasional Ngurah Rai ditutup, yang menyebabkan pendapatan PT. Angkasa Pura pada hari itu berkurang. Tapi, apalah artinya, uang, bila dibandingkan dengan kerukunan. Tidak ada apa-apanya. Itulah barangkali sekelumit catatan bukti kerukunan dan toleransi umat Islam Indonesia terhadap pemeluk agama lain. Indonesia yang dibingkai oleh 'Bhinneka Tunggal Ika', sebuah filosofis tepat bagi bangsa yang mempunya beragam agama, etnis dan belasa ribu pulau. Di AS sendiri sebagai kampium demokrasi dan HAM, ada libur nasional bagi pemeluk Islam, seperti awal tahun hijrah??? Masih mimpi. Baru, konon, kota New York, yang akan meliburkan pada Idul Fitri, itupun berkat perjuangan Imam M. Syamsi Ali, tokoh dari Indonesia yang mengurus Islamic Center di kota tersebut, alumni Islamic International University, Islamabad (IIIU), Pakistan. Di negara Eropa sama saja, tidak ada libur bagi hari besar umat minoritas, dan juga belahan dunia lain. Indonesia, surga kerukunan dan toleransi, dengan 'majority silent'nya, yang diwakili oleh NU dan MU. [caption id="attachment_94935" align="aligncenter" width="300" caption="Intifadhah Yerussalem (Google)"][/caption] 16 Maret 2010 di Yerussalem, Palestina. Pada tanggal tersebut, di belahan bumi lain, di Yerussalem, tanah suci Masjidil Aqsha, tempat Isra-Mirajnya Nabi Muhammad saw, bumi kelahiran Nabi Isa Al-Masih, tanah air Ibrahim AS, bapak tiga agama samawi, pada tanggal tersebut, Rahib Yahudi - berdasarkan nubuwatnya (katanya) - adalah hari pendirian Synagog, rumah ibadah Yahudi di atas puing-puing rumah ibadah umat Islam. Pada saat ini, telah terjadi penembakan gas air mata kepada penduduk Yerussalem oleh tentara Israel. TV Internasional 'Al-Jazeera' melakukan 'breaking news' meliput langsung peristiwa yang menegangkan tersebut, bahkan wartawannya di Yerussalem, Ilyas Karam, nampak diganggu dan terjadi ketegangan dengan tentara Israel. Sebuah pemandangan yang menegangkan dan mengerikan. Akankah muncul kembali 'Intifadhah' (uprising) jilid tiga. Jangan.....Tuhan tolooongggg....kami sudah capek perang. Damai di Pulau Dewata, Damai di Persada Indonesia, tapi.....di tanah Suci Yerussalam, tegang dan genderang perang senantiasa ditabuh terusss....Auzubillah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H