Lihat ke Halaman Asli

Akhir Evolusi: Balada Ekologi di Tangan Manusia

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Awalnya saya mengira bahwa buku berjudul The End of Evolution sebagai bagian dari serial tulisan sindikat anti Teori Evolusi. Tetapi ketika membaca bagian pendahuluannya barulah saya tahu bahwa sang penulis, Peter Ward, sedang menyajikan sebuah balada, balada ekologi.

Buku tersebut mengungkapkan berbagai fakta perusakan lingkungan yang terus berlangsung di berbagai pelosok bumi dengan kecepatan yang sulit dibendung. Seiring dengan itu jumlah spesies hewan dan tumbuhan yang lenyap pun terus meningkat secara kuadratik. Semua itu disebabkan oleh ulah (keserakahan) manusia yang tak pernah bisa terpuaskan.

Syair balada itu bunyinya "bila kecenderungan degradasi lingkungan dan kepunahan spesies berlanjut dengan kecepatan seperti sekarang ini maka evolusi akan terhenti".

Evolusi adalah proses berkembangnya keragaman spesies dari spesies yang (sudah) ada. Bila jumlah (keragaman) spesies terus berkurang, dengan sendirinya stok (bibit) proses evolusi pun berkurang. Ketika seluruh organisme punah maka tak akan ada lagi yang dapat berkembang menghasilkan spsies baru. Itulah akhir dari proses evolusi.

Evolusi tampaknya memang hanya "bertugas" menghasilkan makhluk bernama manusia. Ketika makhluk super cerdas (Homo sapiens) ini mendominasi, dia melahap segalanya. Ketika semuanya (spesies) lenyap, tak ada lagi yang dapat dimakan, maka berhenti pulalah kehidupan.

The End of Evolution.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline