Lihat ke Halaman Asli

'Terimakasih' kado untuk Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suara tapak sepatu kuat menghentak tanah, berjalan, berirama seiring dan senada, tangan mengayuh kiri bersilih ganti dengan kanan, pandangan lurus sembilan puluh derajat tak peduli apa yang terjadi kiri, kanan, depan dan belakang. Berjubahkan putih dan berpecikan hitam dengan lambang Garuda melekat tegar, pasukan pengibar bendera berformasi dengan gagahnya maju tak gentar memandu ribuan insan menghormat pada Sang Saka Merah Putih. Perlahan bendera digerek hingga sampai ke puncak, tak goyah tangan pun tetap diketatkan didepan pelipis kanan, sentak diiringi lagu pusaka kebanggaan Indonesia Raya, bendera pun berkibar .

68 tahun sudah kawan, Indonesia tanah kita berpijak, udara kita bernafas,  merayakan dirgahayunya. Nusantara tempat kita yang megah dipuji semua makhluk yang tinggal didalamnya dengan segala keindahan dan keajaiban, terhampar dari ujung utara, selatan, barat hingga diujung timur. Tak mampu dilukiskan dengan kata dan suara Indonesia negeri kita penuh pesona, sulit untik kita lupakan hingga anak cucu kita kelak.

Namun, dirgahayu ini sebenarnya milik siapa ? kemerdekaan ini untuk siapa ? perayaan ini untuk apa ?. Pernakah kita bertanya dalam benak kita masing-masing akan pertanyaan diatas dan bahkan masih banyak gelut tanya lain yang masih terkumpul dalam pikiran kita. Setiap menjelang  17 Agustus  begitu maraknya iklan-iklan tersebar di berbagai media massa, berlomba membuka topik bertemakan kemerdekaan dan berkoak-koak menyuarakan cinta tanah air, nasionalisme dan berbagai macam lainnya.

Kembali kita menjernihkan pikiran dan mengheningkan diri sesaat, apa yang telah saya berikan bagi Indonesia, apa yang pantas saya lakukan untuk Indonesia dan apa perubahan apa yang telah saya serahkan untuk bangsa tercinta ini. Begitu banyak syair-syair lagu yang diciptakan para pencinta negeri ini yang masih bersuara merdu untuk kita dengarkan, tiap  bait syair jelas mengandung makna yang dalam untuk kita renungkan. Tapi itu semua tak cukup hanya dengan mendengarkan atau menyanyikan sebuah lagu. Banyak usaha yang dilakukan para pencinta negeri ini dengan upaya mengisi dan memperingati kemerdekaan beserta jasa para pahlawan yang terdahulu memperjuangkan bangsa ini. Tapi itu akan sangat sia-sia jika masih banyak juga orang yang tidak peduli  bahkan tak mau tahu dengan makna kemerdekaan. Menganggap kemerdekaan hanya formalitas bahkan hanya mitos belaka, berpendapat kemerdekaan hanya milik segelintir orang yang menikmati negeri ini. Bukan untuk memvonis mereka, tetapi bisa juga kita sadari bahwa negeri ini belum seutuhnya merdeka dari berbagai aspek.

Masih banyak anak-anak bangsa ini menganggap kemerdekaan itu belum terjadi, kemerdekaan itu belum dirasakan kebanyakan rakyat di negeri ini, malah sebaliknya menjadi pisau silet yang menyayat-nyayat. Bercitra negeri ini masih dijajah oleh kaum-kaum asing yang ingin mengeruk harta kekayaan Indonesia, dan pemerintah dijadikan boneka untuk memuluskan setiap keinginan mereka. Tak kalah berspekulasi negeri ini masih dalam tahap kemerdekaan yang utuh, dan menyatakan bahwa 17 Agustus 1945 bukanlah kemerdekaan yang sebenarnya. Bermacam setiap opini yang keluar dari setiap pemikiran, tapi mereka juga tak bisa disalahkan, sudah menjadi hak mereka untuk bebas mengeluarkan pendapat.

Disini kita tidak untuk mencari berbagai kebenaran, namun hanya kembali  merefleksikan pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas. Apa kado yang pantas bagi Indonesia diumurnya yang semakin bertambah kelak. Dimulai dari hal yang sangat kecil tapi sangat bermakna, ‘Terimakasih’, kata ini sangat nyaman terdengar di telinga kita, sangat sederhana, namun makna yang terkandung didalamnya begitu dahsyat dan luar biasa. Dengan berterimakasih atas negeri ini, kita sudah sangat mensyukuri betapa Indonesia sangat berharga dimata dan hati kita. Dari hal kecil tadi kita sudah menanam benih untuk senantiasa berbakti bagi negeri ini, mencintai negeri ini dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan raga. Selanjutnya sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga tanah air, udara serta kekayaan alam yang berlimpah dan selalu memperjuangkan Indonesia sesuai dengan amanat dan cita-cita bangsa yang tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD tahun 1945. Berterimakasih atas apa yang telah Indonesia berikan kepada kita akan mengingatkan apa yang harus kita berikan untuk Indonesia.

Selamat ulang tahun Indonesiaku.

Terimakasih Indonesiaku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline