Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Seorang Perempuan dan Bunga-bunga Liar di Pekarangan

Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

telah tiba masa rerumputan liar itu kembali menguasai pekarangan
dan meski separuh geram, tetap kaukumpulkan bunga-bunganya
yang bertangkai dan berkelopak hijau, bermahkota putih dengan putik kekuningan
lalu kauhimpun keindahan yang tak beraturan itu pada vas buatan mahasiswa
yang akhirnya gagal menjadi sarjana lantaran tertembak mati oleh revolusi

telah musim ke berapa ini?

lirih suaramu bagaikan angin yang berembus di permukaan masa lalu
yang kemudian meregang menjadi renjana yang muspra dan
kehilangan yang tak jua dapat diterangkan apalagi diredakan

mengapa selalu begini cara rerumputan liar itu mencakar ingatan?

sehamparan sejarah mengambang di udara dengan
gaya yang memprovokasi perasaan dan pikiran
kau lalu teringat pada suatu obrolan dengan senior yang kau anggap bijaksana
tentang keadilan, kebebasan, kepentingan yang lebih besar
dan hal-hal lain yang akhirnya tak sanggup kausimpulkan
selain sebagai geram yang datang dan pergi, tetapi selalu mengunjungimu
dan membuatmu memaksakan diri mencari-cari sedikit kebahagiaan
saat kaukumpulkan bunga-bunga liar itu pada vas buatan mahasiswa:
anakmu.

2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline