Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Lancang Kuning Berlayar Malam

Diperbarui: 4 Juli 2024   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lancang Kuning berlayar malam, malam terhimpit si air tenang
Tenanglah tenang sejarahku hilang, hilanglah hilang di rahim Bintan

Haluan menuju ke laut dalam, dalam yang mana hendak dikenang
Dikenang siapa membuat bimbang, bimbang mencari diri yang diam

Nakhoda tak paham kapal tenggelam, tenggelam jauh dalam ingatan
Ingatan pun lepas dari buaian, buaian pun lepas di lada segantang

Lancang berlayar hingga tenggelam, sebab nakhoda tak kunjung paham
Lada menari di tepi gantang, Bintan menari di tepi malam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline