Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Tudung Periuk Pandai Menari

Diperbarui: 28 Juni 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tudung Periuk pandai menari, menarilah ia di antara kata
Kata bersusun jadi misteri, misteri menganga melubangi kita

Kita terdiam dijajah mantra, mantra ditiup sejarah nan sepi
Sepi sembunyi di balik cinta, cinta terisak menanti pagi

Pagi menggigil ditipu janji, janji melukat di atas bara
Bara menolak dimakan api, api bersumpah menjadi tanda

Tanda membekas di kening kita, kita berpuas dalam puisi
Puisi menghitam dalam jelaga, jelaga digubah menjadi tari

Tari Tudung Periuk separuh hati, hati tertinggal di bawah luka
Luka memainkan seribu drama, drama yang membuat kita tiada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline