Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Seperti Hujan yang Membakar

Diperbarui: 11 Oktober 2021   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Didengarnya suara hujan menghantam atap
seperti api yang membakar kertas.
Kertas bertuliskan surat-surat cintanya
kepada sepenggal sejarah yang
memilih pergi bersama angin
dan retaknya perasaan.

"Apakah sejarah itu pernah bernama aku?"
bisik seorang perempuan yang
terbuat dari hari ini.
Ia tak pernah merasa cukup jelita
bagi sebuah percakapan sore
di beranda rumah yang hangat

Sang lelaki masih mendengarkan hujan
sembari dirangkulnya hari ini ia berucap,
"tetaplah bersamaku,"
dan tak bicara apa-apa lagi setelah itu.
Ia tahu hujan akan segera berhenti
tapi api akan terus membakar pikirannya.
baginya tak pernah ada abu pada masa lalu

Setiap orang pernah menjadi budak
bagi ketakberdayaannya
beberapa orang bahkan selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline