Ada dalam ingatan bahwa saya pernah menulis (dengan tulisan tangan) sebuah buku kumpulan puisi, semasa saya di SMA. Akan tetapi, saya tidak ingat lagi buku itu di mana. Mungkin saya telah menghilangkannya saat masih tinggal di Patangpuluhan, Jogja. Atau ia hilang, terselip entah di mana, saat kami pindah ke Jomegatan.
Beberapa tahun lalu, lewat dinding facebook , seorang teman SMA saya memberi kabar kejutan yang menyenangkan. Buku itu ada padanya! Sungguh saya tak ingat telah meminjamkan buku ini kepadanya. Saya sangat berterima kasih ia telah meminjam buku puisi ini, lupa mengembalikan dan akhirnya menemukannya kembali setelah puluhan tahun. Kalau buku itu dulu tak ia pinjam, mungkin ia akan hilang bersama hilangnya berbagai penggalan masa lalu: surat-surat cinta, sketsa, gambar Ibu Kartini yang saya buat menggunakan mesin ketik, bulletin yang kami produksi saat di SMA dan kuliah, surat dari Linus Suryadi AG, dan banyak lagi.
Sungguh, saat dilihat melalui sebuah lensa bernama hari ini, masa lalu itu sangatlah mengesankan. Rasa kangen seketika memenuhi udara, menghadirkan aroma yang entah. Entah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H