Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Senandika

Diperbarui: 5 November 2020   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sekali ini akan kubiarkan angin ingkar janji
ada kalanya sesuatu itu tiba
pada lelah untuk tetap setia
bukankah kita pun pernah begitu?

tapi aku janji, tak akan kujadikan ia
'panas setahun dihapus hujan sehari'
telah beberapa waktu ini aku belajar berbesar hati
kepada koyak di lipatan sejarah

masih kuingat ucapanmu pada suatu percakapan dulu
"tak akan ada lagi luka, bila kita berhenti membicarakannya"
dan angin mendengarkan dengan seksama
mungkin ia kini telah menguasai ilmu kita

kalau mendung tak datang membawakan hujan hari ini
tersebab angin tak memenuhi janji, aku mengerti
kuharap kaupun sudi bertahan di tanah kering ini
semoga benih-benih kuat hingga esok pagi

tapi kau pergi, sementara angin menepati janji
gundahku membongkah jadi gundukan tanah
kepada siapa hendak kubagi kisah
perihal setia yang terus berkecambah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline