Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Sindrom Jin dalam Botol

Diperbarui: 19 Oktober 2020   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tampaknya kita semua menyimpan satu keinginan bawah sadar yang serupa, ialah mengharapkan datangnya keajaiban.  Keajaiban yang membuat perubahan drastis dalam seketika, semisal upik abu yang menjadi puteri cantik jelita. Atau kisah tentang seorang miskin yang tiba-tiba kaya raya dalam satu malam.

Setiap orang -- diam-diam -- mengkhayalkan untuk memiliki semacam botol atau kendi yang dapat mengeluarkan jin yang dapat mengabulkan permintaan dalam sekejap, yang dalam seketika mengubah masalah menjadi jalan keluar. 'Jin dalam botol' itu dalam kehidupan sehari-hari bisa bermacam rupa. 

Di antaranya berupa jasa titip uang dalam kotak ajaib sehingga beranak pinak dalam semalam dua, atau yang lebih halus berupa investasi dengan keuntungan fantastis per bulan. Ada pula berupa ramuan atau metode ajaib yang dapat menyembuhkan atau memindahkan penyakit parah dalam seketika.

Demikianlah, berita sensasional mendapatkan tempat yang selesa (luas) di masyarakat kita. Orang tidak ambil pusing akan kebenaran berita itu. Yang penting berita itu heboh dan mengaduk-aduk emosi atau membersitkan asa akan satu keajaiban. 

Di bidang pangan dan kesehatan, orang terpesona kepada berita tentang kehebatan suatu bahan pangan yang konon dapat menyembuhkan semacam penyakit. 

Orang suka dengan informasi yang tak jelas asal-usulnya tentang keajaiban suatu zat yang sengaja disembunyikan oleh dunia medis atau dirahasiakan oleh dokter. Orang antusias membaca cerita tentang 'seorang anak remaja dari Jakarta menumukan obat yang membuat diabetes hilang selama-lamanya'.

Katakanlah, keajaiban itu ada. Akan tetapi, yang namanya keajaiban, tentulah langka. Ia tak datang setiap hari dan kepada setiap orang.  Silakan saja mengharapkannya, tapi bersiap-siaplah untuk kecewa.  Kualitas hidup jauh lebih ditentukan oleh rutin yang kita jalani setiap hari. 

Sebagai seseorang yang memiliki banyak gagasan untuk menulis buku, mulai dari sastra, sejarah, hingga sains, adalah tidak realistis bagi saya untuk mengharapkan kata-kata yang berseliweran di kepala saya melompat dengan sendirinya ke permukaan kertas atau file dokumen pada layar komputer, lalu mengorganisasikan diri secara otomatis menjadi tulisan yang tak hanya sarat isi tapi indah dan sedap dibaca. Mungkin suatu ketika akan ada program komputer yang bisa begini. Tapi, saya akan sangat malu untuk mengatakannya sebagai karya saya.

Singkat kata, pilihan yang masuk akal bagi setiap orang ialah menjalani rutin yang baik secara konsisten dari hari ke hari. Demikian pula halnya dengan kesehatan. 

Tegas saya sampaikan, janganlah berharap keajaiban pada suatu bahan pangan, sehebat apa pun ia dideskripsikan sebagai bermanfaat bagi kesehatan. Hapus sindrom 'jin dalam botol'. Jalani kebiasaan baik dengan disipilin. Itu saja.

Secara khusus hendak saya singgung tentang fitokimia. Fitokimia adalah sekumpulan besar senyawa kimia, hasil metabolisme sekunder, pada tumbuhan yang memiliki manfaat luas bagi kesehatan, di antaranya sebagai antioksidan, antidiabetes, antihipertensi, mencegah gangguna kardiovaskuler, dan lain-lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline