sudah berapa lama tak kuperhatikan waktu
sehingga tingkahnya terasa asing bagiku?
dulu sering kulihat ia menari-nari
di pematang kesadaranku
dibawanya untukku beberapa tangkai bunga liar
dari musim hangat yang tertahan di seberang jalan
atau dibacakannya puisi yang biasa
dihadiahkan hujan kepada pagi yang sabar menunggu
sekarang tidak lagi
kulihat waktu lebih sering mendekam
dalam sweater yang membuat lengas,
tapi gagal menghangatkan
kadang-kadang ia menulis di atas debu
sesuatu yang tak pernah ditunjukkannya kepadaku
ia seperti berhenti mengirimkan pesan
sehingga tak lagi kutahu kapan kupu-kupu datang
nyanyian apa yang disenandungkan kumbang
atau aroma apa yang sedang diperbincangkan pepohonan
sudah berapa lama tak kuperhatikan waktu
sehingga menegang urat nadiku
tatkala tajam ia menatapku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H