Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Karmina Melayu Muda

Diperbarui: 11 Oktober 2020   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pengantar: setelah gurindam, pantun, seloka, dan stanza, kali ini hendak saya perkenalkan satu puisi melayu kuno, bernama karmina. Karmina ini sering disebut pantun kilat, terdiri dari dua baris, bersajakkan a-a.


nasi sepinggan, air secawan
bila tak senang, jangan berkawan

pisang setandan, diikat bambu
bila berkawan, jangan merayu

merdunya siul si tiong batu
adat bergaul, adat melayu

ikan di tebat, jagung di ladang
boleh bercakap, bersentuh jangan

tanah pusaka, tanah melayu
bila dah suka, mari ke penghulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline