Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Serenada

Diperbarui: 24 Agustus 2020   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki itu tengah berfilsafat tentang menerima dan memaafkan
ketika perempuan yang berkali-kali mengkhianati
mengirim satu pesan yang menggetarkan: "Aku rindu."

Ia lalu memeriksa hatinya dengan hati-hati.
Sesungguhnya, ia telah memaafkan dan berazam
bahwa ia akan terus mencintai
siapa pun yang pernah ia cintai.
Tapi ia tak pernah punya rindu. Tak pernah.
Baginya, rindu itu adalah jerat
sementara cinta itu membebaskan.

Ia lalu mengirim pesan balasan:
"Datanglah, kapan kau mau.
Seperti kau bisa pergi kapan kau mau."

Di seberang, sang perempuan lara hatinya.
"Sungguh aku tak pernah ingin pergi.
Aku hanya ingin kau menahanku. Menjeratku."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline