Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Muzi Marpaung

Seorang pejalan kaki

Stanza Orkestra

Diperbarui: 20 Agustus 2020   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sebuah orkestra
Pemain biola terbaik tiadalah guna
Pemain bas terhebat tak ada guna
Pemain cello paling ahli pun percuma
Peniup terompet terlihai pun sia-sia
Jikalau mereka memainkan lagu yang berbeda
Atau lagu sama tapi kunci tak sama
Atau lagu dan kunci sama tapi tempo berbeda

Itulah sebab dirigen diperlukan
Hendaknya tegas tangan ia ayunkan
Supaya jelas lagu yang dimainkan
Indah pula di pendengaran
Barangsiapa menyimpang
Hendaklah dikeluarkan dari barisan
Jangan sampai pertunjukan
Dikuasai oleh dirigen siluman

Catatan:
Pada beberapa waktu belakangan ini saya mencoba belajar menulis puisi-puisi lama seperti gurindampantun, dan seloka. Kali ini saya tulis sajak dengan 8 seuntai atau disebut pula Stanza atau Oktaf. Sajak ini terdiri dari 8 baris pada setiap bait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline