Lihat ke Halaman Asli

Komarudin Ibnu Mikam

Founder Sekolah Alam Prasasti Bekasi

Kab. Bekasi: Menakar Calon Bupati 2012

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_118103" align="alignleft" width="240" caption="Bukan Calon Bupati, Ini Jawara yang Santri"][/caption] Pemilu kepala daerah Kab. Bekasi, kira-kira 1,6 tahun lagi. Tahun 2012, DR. Sa'dudin, MM selesai masa bakti. Kasak-kusuk di bawah meja pun sudah terdengar. Satu dua orang diam-diam mulai menggalang kekuatan. Ada yang menggunakan jalur rresmi, partai. Ada yang menggunakan jalur pembentukan ormas. Ada juga yang menggunakan dua-duanya. Ditinjai dari komunikasi politiknya. Ada yang sekadar bisik-bisik. Ada juga yang bicara sedikit terbuka. Persoalannya kemudian, sikap tidak terang-terangan ini memunculkan sejumlah persoalan. Diantaranya, publik tidak unya waktu banyak untuk melakukan evaluasi. Uji publik. Sehingga yang muncul kemudian adalah sentimen emosional. Tidak rasional. maksudnya, bisa jadi milih karena memang sag calon ini berasal dari partainya. Milih karena sentimen ke daerahan dan lain sebagainya. Ujungnya, pemilukada yang didedikasikan sebagai proses kelahiran adanya hanya berdarah-darah doang. JUga ongkos yang mahal buat 'bidannya'. Tapi, anak yang lahir cacat. Cacat politik, cacat sosial. Padahal esensi dari Pemilukada itu lahir pemimpin-pemimpin yang punya kompetensi, profesional dan amanah. Uhhhh..., sejauh publik masih menyangsikan Pemilukada bisa menghasilkan pemimpin berkualitas. Di Kab. Bekasi sendiri, beberapa nama disebut. Mulai dari incumbent baik Bupati Sa'dudin maupun wakil Bupati Darip Mulyana, Ketua DPRD, Anggota DPRD seperti Daeng Muhammad (Ketua DPD PAN) dan H. Ali bin H. Amin (Ketua DPC PKB) serta Jejen Sayuti (Ketua DPC PDIP). Bahkan, Eep Syaefullah Fatah, pengamat politik yang berasal dari Cibarusah, Bekasi juga disebut-sebut. Tapi, secara pribadi saya pernah bicara ke Kang Eef,kebetulan satu almamater, dia gak terlalu berminat. itu tiga tahun yang lalu. Entah sekarang. Saya pikir memang level kang Eep itu udah sekelas menteri. Bukan lagi Bupati. Dari jalur perseorangan belum nongol neh... Bupati Bekasi pasti menggunakan instrumen PKS sebagai modal politik. Dan, kini Sa'dudin tengah membelai-belai ormas PASIBAN (Paguyuban Bekas Banten), diperkirakan akan dijadikan moda sosial untuk meraup elemen orang Bekasi dan Banten. Modal Financial, saya kira udah gak masalah. Cukuplah..... Kans Sa'dudin mengulang kemenangan lumayan besar. Walau catatan-catatan merah masih menggelayut. Diantaranya secara signifikan kursi PKS di DPRD Kab. Bekasi tidak nambah. Tetap 8 kursi. Padahal yang periode sekarang jumlah anggota dewan 50 orang. Secara prosentase malah turun. Dari segi prestasi, publik sangat mengerti bahwa Bupati saat ini biasa-biasa saja. Sejumlah prestasi yang direbut, publik tahu bahwa itu lebih karena kinerja dari birokrat anak buahnya. Namun, soliditas PKS menjadi kelebihan yang tidak bisa disaingi partai lain. Konon, kalau calon lebih dari dua, PKS bisa kembali berkuasa..... Wakil Bupati Darip Mulyana punya realitas yang khusus. DIa terpilih sebagai Ketua DPD Partai Golkar hasil Musda Tambun. Namun keputusan itu dianulir oleh DPW Jawa Barat yang kemudian mengeluarkan SK untuk Neneng Hasanah Yasin. Walhasil, Darip harus memenangkan pertarungan di internal. Baru keluar kandang untuk bertarung di Pemilukada. Nah, kalau Neneng Hasanah Yasin yang menang. Ada yang menyebut-nyebut, Neneng akan direkrut jadi B2 mendampingi Incumbent. Tapi, ini baru kabar angin lho.... Kans Darip masih fifty-fifty. Untuk maju saja mash fifty-fifty. Bergantung banyak hal. Diantara kondis internal tadi. Seandainya Darip lolos dari lubang jarum, ia akan menjadi kuda hitam yang patut diperhitungkan. Karakter berani melakukan terobosan secara praktis-pragmatis kerap membuatnya melaju. Darip pernah mencalonkan jadi wakil walikota Bekasi berpasangan dengan Toto Subekti. Tapi kalah. Terus, bermanuver ke PKS dan menang di Kabupaten. Prestasi ini setingkat kota dan kab. Bekas belum ada yang menandingi. Daeng Muhammad. Walau namanya pake Daeng. Dia bukan orang Bugis. Daeng Muhammad asli Pebayuran. Mirip sama nama yang menggunakan nama Mas Aji Santosa atau Raden Pardede atau Franky Raden. Mas, Raden di sini bukan variabel budaya. DI pilkada yang lalu, Daeng pernah maju. Jadi B2 dari Pak Wikanda. Tapi, kalah oleh Pasangan SADAR (sebutan untuk Sa'dudin Darip). Kans Daeng masih terbuka. Apalagi kalau ia pandai mengambil pasangannya. Pernah disebut-sebut, ia akan mengambil selebritis sebagai pendamping. Tapi isu itu kemudian meredup dan hilang. Untuk H. Ali bin H. Amin. Publik Bekasi masih belum kenal kiprah dia. Sekarang anggota DPRD Kab. Bekasi. Sejauh ini, belum kelihatan 'sesuatu yang menarik' dari anak muda ini. Yang publik tahu, H. Amin, sang ayah. Ia terkenal sebagai pengusaha sukses. Pribumi yang tajir. Sekali lagi ini politik bung....yang muda yang belum kelihatan belum tentu kalah. Bila H. Ali ditunjang Team Sukses profesional, ia akan tampil lebih elegan. Bagaimana pun PKB punya basis kuat di Kab. Bekasi. Apalagi dengan ketokohan ulamanya. KH Sopandih Nawawi, ulama kharismatis yang punya jamaah ribuan. Beliau Ketua Dewan syuro NU Kab. Bekasi. Kaum Nahdliyin biasanya kompak. Kata kiai putih, ya putih semua. Pertanyaannya kemudian, apakah H. Ali sudah mempersiapkan team suksesnya atau belum. Saya belum tahu. Kalau support financialnya bagus, team profesional bisa di-hire. Efektif dan efesien. Secara personal saya dekat dengan Kiai Sopandih. Waaah..luar biasa. Kiai ini salah satu cucu dari Syekh Nawawi al Bantani. Tokoh ulama Banten. (cmiiiw). Dia kiai yang jawara. Jawara yang santri. Ilmu kebatinannya diakui jawara seantero Bekasi. Kalau ke Pasar CIbitung, ngaku neh Komar, anak muridnya Kiai Sopandih...wah, gak ada yang berai tuh....ha..ha.ha...eits, ngelantur..... Kembali ke lap top..... Bicara pemilukada dan pemimpin yang dicalonkan, sebagai warga Kab. Bekasi buat saya sederhana. Siapa keq Bupatinya kelak, yang penting dia berani bicara benar, bekerja profesional dan amanah. Punya konsep terpadu. Mengonsolidasikan daeah-daerah atau kecamatan yang punya karakteristik heterogen. Beda-beda. Mulain dari demografi, geografi hingga sosiologi psikologinya. Wuaahh.....repot dah bicara Bekasi. Ibaratnya di Bekasi itu LUMAGADA. Lu mau apa gue ada. Bicara industri berkelanjutan ada di Selatan. Bicara lahan petanian abadi sesuai Keppres 54 ada di Pebayuran-Sukatani-Karang Bahagia-Sukawangi-Tambelang. Bicara pengeboran minyak dan gas bumi ada di Babelan-Cabang bungin-Muaragembong. Bicara pemukiman dari RS4 (rumah sederhana selonjor saja susah) sampai kelas VIP yang satunya seharga 1 Milyar ada. Soal Pelabuhan internasional akan dibangun di Tarumajaya. Kontribusi wilayah ini ke pusat besar. Pajak PPH Badan aja 47 trilyun. Sokongan ke pusat untuk energi besar, PT BBWM mensuplai 56 % kebutuhan energi jabotabek. Kab. Bekasi bukan lagi daerah penyangga. Bukan, bukan itu, Bekasi bagian integral dari DKI Jakarta. Hampir 60 persen warga Bekasi, kerja di Jakarta. Kebutuhan air minum lewat kali malang melalui Kab. Bekasi. Walau aslinya dari Jatiluhur. Apa pun yang terjadi di Bekasi. Imbasnya Jakarta. Kalau Jakarta goyang, goyanglah Republik ini. Kalau gak percaya retak saja tanah di perbatasan DKI Jakarta Bekasi. Tanahnya menganga gitu 1 meter....dijamin Jakarta sepi. Dan kehausan, lha wong suplai airnya lewat Bekas. belom lagi suplai kebutuhan sehari-hari. Ayam-bebek kan dari Bekasi besar. Nah, saya juga menghimbau para pemangku kepentingan untuk mulai dari jauh-jauh hari. Dipersiapkan agar segalanya bisa berjalan. Buat yang mau nyalon, keluar kandang dong. Sosialisasikan ide dan konsep Anda. Kalau gak berani, hubungi jawara dah..... Salam kebersamaan dari Bekasi Utara.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline