Lihat ke Halaman Asli

Bangkit Wismo

Karyawan yang Nyambi Content Writter

Puisi: Pikiran yang Sibuk Menyelam

Diperbarui: 30 Maret 2024   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Pixabay

Secangkir kopi instan di gelas putih
Duduk bersandar pada lengkung bayang
Ia nampak tenang memandang temaran
Hebat betul ia memendam gemuruh hati

Sudah ratusan detik ia lewati tanpa gerak
Pikirannya semakin dalam menyelam
Matanya sibuk menjadi cermin sendu
Telinganya asik dengan kesepiannya

Angin tak menari di malam surgawi ini
Mungkin ia lelah dengan jerat rutinitas
Taut wajah dedaunan pun nampak kesal
Wajar saja, malam lalu mereka berdansa

Tetiba sepotong kue berlari menghampiri
Menembus malam dengan terengah-engah
Kabar burung turut menyusul lajunya
Kristalisasi keringat menghias wajahnya

Mereka berbincang di sebatang kayu tua
Sepertinya ada ihwal penting nan genting
Angin dan dedaunan berusaha menguping
Mereka berbisik dengan ekspresi tegang

Malam terus mengayuh putaran waktu
Binar lampu terus menunaikan takdirnya
Secangkir kopi instan tak bergeming
Dari bibirnya; bebaskan aku malam ini

Di Depan Rumah yang Gerah
25 Maret 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline