Lihat ke Halaman Asli

Dahulukan yang Turun

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Masalah kemacetan  bukan lagi merupakan hal yang baru di Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah berusaha menekan tingkat kemacetan di kota ini dengan berbagai cara, misalnya dengan memberlakukan sistem three in one pada jam-jam tertentu, mengoperasikan bus Transjakarta, memperbaiki sistem perkeretaapian dengan Commuter Line (CL), sampai yang paling baru adalah sistem monorail. Namun bagi saya yang sehari-harinya harus menempuh jarak pulang pergi yang cukup jauh dari tempat saya tinggal, Commuter Line adalah moda transportasi favorit saya. Selain cukup terjangkau, juga bebas macet, msekipun harus berjibaku untuk naik apalagi dikala jam sibuk.

Bagi saya yang memang malas untuk naik kendaraan pribadi (saya adalah seorang motard/biker), naik Commuter Line merupakan pilihan terbaik, karena bebas macet dan saya bisa beristirahat selama dalam perjalanan (meskipun terkadang saya harus tertidur sambil berdiri). Namun, ada satu hal yang saya perhatikan yang menurut saya menjadi kendala selama saya naik Commuter Line ini, yaitu BEREBUT UNTUK NAIK DAN TURUN KERETA. Seperti yang kita ketahui, di setiap Commuter Line pasti ada himbauan untuk mendahulukan penumpang yang turun. Sepele memang, tapi mendahulukan penumpang yang turun itu banyak sekali manfaatnya.

Mendahulukan penumpang yang turun memperlancr aliran untuk naik dan turun kereta api. Mengapa demikian? Ketika kereta api berhenti di stasiun-stasiun, maka pasti akan banyak sekali yang ingin naik namun terhambat karena pasti terhalang oleh penumpang yang turun. Jika para penumpang yang ingin naik bisa lebih sedikit mengalah untuk mendahulukan penumpang yang turun, maka arus naik turun penumpang akan lebih lancar dan prosesnya akan memakan waktu lebih singkat. Jika penumpang ingin berebut naik sementara para penumpang yang turun juga berebut ingin turun, maka bisa dipastikan pintu masuk ke gerbong kereta apai akan sama dengan jalanan di Jakarta, alias macet!! Proses naik turun akan lebih lambat, dan alhasil, kereta juga berangkat lebih lama.

Selain itu, mendahulukan penumpang yang turun juga bisa mengurangi resiko kecelakaan di depan pintu. Jika penumpang yang naik berebut untuk masuk sementara penumpang yang akan turun berebut untuk keluar, maka bisa terjadi saling dorong yang bisa menyebabkan ada orang yang terjatuh atau tergencet arus penumpang, apalagi jika terjadi di jam-jam sibuk dan di stasiun-stasiun yang ramai. Apalagi kalau ada penumpang yang menggendong anak kecil.

Mendahulukan penumpang yang turun juga bisa (menurut saya) menghindari kasus kejahatan. Banyak kasus seseorang kecopetan di kereta api ketika sedang berdesak-desakan di depan pintu gerbong kereta, ketika sedang saling dorong, maka penumpang bisa lengah dan disanalah para copet beraksi.

Sebagai sesama penikmat transportasi umum, mari kita jaga etika kita dalam naik kendaraan umum, hormati sesama pengguna, tujuannya hanya satu. Kita pasti bisa menciptakan kedisiplinan dalam naik kendaraan umum, misalnya seperti di Singapura sana, yang pasti, kesadaran kita yang bisa memubuat hal tersebut terwujud, dan itu semua demi kenyamanan kita bersama.

Selamat berkereta dan terima kasih Commuter Line atas pelayanan yang lebih baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline