Lihat ke Halaman Asli

Nur Khothib Muchammad

Mahasiswa PAI'19 IAIN JEMBER

Pemikiran Filsafat Pendidikan Realisme, Prinsip dan Tujuannya

Diperbarui: 8 April 2020   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengertian filsafat pendidikan realisme.

Realisme itu sendiri berasal dari kata realis (ada/nyata) dan berasal dari kata realisty (fakta dan kenyataan. Jadi filsafat pendidikan realismu itu adalah suatu ilmu pengetahuan yang menggambarkan peristiwa secara nyata dan sesuai dengan fakta(kejadian yang sesungguhnya). Aliran ini berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan rohani dimana keduanya ridak bisa dipisahkan.Realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh yang bersifat dualistis yaitu hal fisik dan rohani. Disinilah realisme memadukan materialisme dengan idealisme.

contoh:  saya mengambil contoh ketika sholat berjamaah. ketika seorang anak kecil yang masih belom tau apa itu sholat,apa tujuannya sholat, tetapi orang tua dari anak tersebut selalu mengajak anaknya untuk pergi sholat berjamaah di masjid, secara otomatis si anak pun mengerti dengan gerakan sholat karena melihat langsung kejadiannya secara nyata dan fakta tanpa harus diberi materi terlebih dahulu.

Tujuan dari filsafat pendidikan realisme ini adalah untuk mengembangkan kemampuan intelektual agar bisa mencari kebenaran melalui observasi langsung dengan kejadian yang nyata.

Prinsip dari filsafat pendidikan realisme ini sebagai berikut:
Pengetahuan dalam dunia pendidikan bukan hanya terletak pada obyek tetapi juga subyek. Pendidikan akan mengalami keberhasilan, jika pendidik dan anak didik memiliki persepsi dan keinginan pengetahuan yg sama.
Pada prinsipnya realisme memandang hakikat wujud/realitas/ontologi secara dualitas, terdiri atas dunia fisik dan rohani. Realisme dalam dunia pendidikan memiliki prinsip,
1) memberi perhatian pada peserta didik seperti apa adanya.
2) insiatif dalam pendidikan berada pendidik bukan pada anak.
Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan hidup dan tanggung jawab social, dan menciptakan anak didik untuk menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya melalui kedisiplinan mental maupun moral

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline