Lihat ke Halaman Asli

Bebaskan Imajinasi

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di mahligai pelangi, batinmu ziarah 
di kubah suratan, menangkuk zarah
di saat yang sama, engkaukah dia
kelopak syair, bersemu bahagia?

Hening alam merasuk sukma
kian melenjan segala amarah
kian enggan tangan terbuka
menanti genggaman api menyala
dari kulah hati, canda membara :

cinta kukuliti
maaf kurajami
tawa kujerangi
tangis kudustai
s
e
l
a
m
a
n
y
a
apatah peduli?

Helai hari-hari melinting cerah pagi
lagukanlah lagu angsa-angsa putih
lepas dan lepas, riang menari
taman rindu menjadi saksi :

bakar kegentaran sudi
tekad anugerahi
i
m
a
j
i
n
a
s
i
melekang kini

Tuwuhan runduk menghormati
masih tersisa masih?
rundungkan penyalahan diri
pergi tidaklah pergi?

Sampai kapan terlahir, wujud bersilih pewarna baru?
seribu tahun disungting, ranting kelu daun melayu
tegar pun lilin bersanding, ragu tetap menyeribu
engkaukah onyak-anyik, rendaman malu?

Di menara aksara, bunga tanjung harum malu
sirna terselubung kerahiman bisu
jiwa elengan, embara bersipuh
ijinkan dia mengetuk pintu :

Engkaukah lustre di blantika mutiara?
bermirat di saat yang sama :
kuasai diri
b
e
b
a
s
k
a
n
imajinasi

-------------
Selamat Pagi!



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline