Lihat ke Halaman Asli

Helmi Abu Bakar elLangkawi

Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Rawat Situs Sejarah Ma Sih'e, Warga Blang Dalam Pijay Gelar Meuseuraya

Diperbarui: 30 Juli 2023   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Blang Dalam Ulee Gle Gelar Gotong royong Bersihkan Situs Sejarah Ma Sih'e (Dokumen Pribadi)

PIDIE JAYA--HAB

Saat ini masih sangat banyak situs-situs sejarah di Aceh termasuk di negeri Japakeh Pidie Jaya yang terbengkalai dan tak tarawat.

Melihat kondisi itu, Kepala Desa (Geusyik) Blang Dalam Kecamatan Bandar Dua mengajak warga melakukan upaya gotong royong dan membersihkan demi penyelamatan situs-situs tersebut.

Mukhtar MA Keuchik Gampong Blang Dalam mengatakan kepada media ini, (Minggu, 30/7/2023) salah satu upaya yang dapat dilakukan, dengan melibatkan diri dalam aksi meuseuraya (gotong royong), untuk menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah.

"Selain bergotong royong membersihkan seputaran Gampong juga mengajak masyarakat membersihkan situs makam peninggalan sejarah di Kawasan Gampong Blang Dalam," ujarnya.

Mukhtar menyebutkan salah satu situs sejarah yang dilupakan generasi saat ini situs patung berbatuan yang di kenal dengan batu Ma Sih'e. Pemerintah daerah terhadap peninggalan tersebut belum melakukan upaya yang serius untuk dirawat dengan baik meskipun usaha dari Gampong untuk membersihkan terus ditingkatkan.

"Situs sejarah baik Ma Sihe di Blang Dalam Ulee Gle juga situs sejarah di wilayah lainnya di negeri Japakeh Pidie Jaya berharap ada catatan tertulis untuk dibukukan sehingga sejarah ini dapat dibaca dan diketahui oleh anak cucu dan generasi selanjutnya," sambungnya.

Idris Sekdes Gampong setempat mengatakan kegiatan gotong royong/meuseuraya tersebut turut melibatkan anak-anak, remaja, orang dewasa juga wanita, dan perangkat desa setempat.

Ia menuturkan, mencintai negeri bisa dengan cara apa pun, termasuk peduli terhadap apa yang ditinggalkan pada masa lalu.

Dengan begitu, kata dia, peningalan sejarah ini harus dirawat dan dilestarikan agar generasi ke depan bisa mempelajari dan mengetahui kisah para ulama dan raja Aceh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline