Masrur merupakan putra kelahiran Meurandeh Alue pada Tanggal 8 Juni 1984 dari pasangan Salamuddin-Kartini ini sebagai anak sulung dengan 5 bersaudara. Sejak kecil sudah akrab dengan dunia dayah, lahir dari keluarga sederhana dan sebagai keturunun ulama Tgk. Nyak Lam Kuta dan Tgk Chiek Lueng Keubeu Samalanga dari garis Ayah dan Ibu, orang tuanya menempatkan Masrur yunior di Dayah Darul Falah Leung Teungoh Ulee Glee Pimpinan Seorang ulama kharismatik di Pidie Jaya, Teungku H. Jamaluddin A. Latief yang akrap disapa Abu Bale saat itu hingga tamat MAN Bandar Dua Tahun 2003. Kecerdasan Tgk. Meurandeh (Sapaan Abu Balee kepada Tgk Masrur ) ketika di Dayah Leung Teungoh saat masih menjadi santri senior tidak sedikit santri yunior mengulang privat (Meulang) kepadanya atas rekomendasi Abu Balee.
Singkat cerita, pasca mendapatkan ijazah MAN Bandar Dua, Abu Balee memberikan izin Masrur untuk melanjutkan pendidikan di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh (UIN Ar-Raniry) tahun 2003 hingga tamat 2007, selanjutnya menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2) juga di UIN Ar-Raniry Banda Aceh 2009-2011. Kehidupan diperantauan menerpa masrur untuk hidup mandiri terlebih sebagai anak sulung dari keluarga sederhana, cita-cita dengan bekal dan karaketer yang telahg dibentuk di dayah, Masrur terus berjuang dengan arus kehidupan Ibu Kota Provinsi terlebih dengan pengalaman organisasi sejak dibangku Madrasah di Ulee Glee Pijay.
Ansor Pidie Jaya Sang Lokomotif Aceh
Sejak dipercayakan sebagai ketua OSIS MAN Bandar Dua hingga berlanjut sebagai Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Bandar DUa (IPEMABA) tahun 2005-2007. Sedangkan di Kampus UIN Ar-Raniry sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Pergaulannya dengan beberapa tokoh seperti Tgk. Asnawi M. Amin ''Ruh NU" Aceh sejak remaja hingga saat ini terus menghidupkan Nahdhiyin di Aceh mulai dari PMII, Ansor dan NU serta Banom NU (Nahdlatul Ulama) lainnya. Masrur di percayakan Tgk. Asnawi di LP Ma'arif Aceh sebagai Sekretaris Periode 2007-2011. Estafet Ansor Aceh dipercayakan kepadanya Wakil Sekretaris PW Ansor Aceh (2008-2012) dan Ketua PC Ansor Pidie Jaya (2015-2018).
Sepeninggalnya kepengurusan di PC Ansor Pidie hasil Konfercab tahun 2018 Tgk Helmi Abu Bakar terpilih sebagai Ketua Ansor Pidie Jaya. Ketika Vakumnya kepengurusan Ansor Aceh, Masrur dengan ketokohan dan jaringannya mampu menghidupkan kembali Ansor Aceh dengan amanah PP GP Ansor ditunjuknya Carataker PW Ansor Aceh Tahun 2015-2017 Hasan Basri Sagala (Kasatkornas Banser) dan Caretacer selanjutnya Faisal Ali Hasyim (Irjen Kemenag RI) sejak Tahun 2017 hingga terpilihnya Azwar A Gani sebagai Ketua PW Ansor Aceh 2020-2024.
Sekian lama merantau akhirnya Tgk. Masrur wou u gampong (pulang kampung), selain bekerja sebagai tenaga kontrak di Kementrian Agama di awal menanjak kakinya di negeri Japakeh Pidie Jaya (2012-2015), di tengah kesibukan tersebut ia juga dipercayakan sebagai Ketua LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ) IAI Al-Aziziyah Samalanga sejak tahun 2012 di Kampus yang didirikan Abu Syekh H Hasanoel Basri HG (Abu MUDI), dirinya terjun ke dunia Kepemiluan mulai tingkat Kecamatan menjadi PPK Bandar Dua (2013-2015).
Sosok suami Zurriyah yang kini memiliki tiga buah hati (2 Laki-laki dan 1 perempuan) tidak hanya berkutat di Kecamatan, berbekal ilmu dan pengalaman di perantauan serta berorganisaisi di Nahdhiyin, ia terus ''berjihad'' hingga menjadi Panwaslih Pidie Jaya sejak tahun 2016 hingga 2018. Selanjutnya DPRK Pidie Jaya mempercayakan dirinya menjadi salah seorang Komisioner KIP Pidie Jaya Periode 2018-2023 setelah melewati tahapan seleksi dan uji kelayakan. Keterlibatannya sebagai komisioner KIP Pijay tentunya jabatan sebagai Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga tidak lagi aktif (non aktif) dengan fokus dan kesibukan sebagai penyelenggara Pemilu.