Mengupas keberhasilan negeri Aceh tidak lengkap tanpa "campur tangan" Pidie meskipun tidak melupakan andil masyarakat non Pidie. Berdasarkan beberapa catatan sejarah juga fakta membuktikan bahwa salah satu spirit yang memicu kesuksesan Pidie yakni terkenalnya sebagai bangsa perantauan. Pidie yang dibicarakan di sini termasuk Pidie Jaya yang sejak tahun 2007 berpisah menjadi Kabupaten sendiri dari Pidie induk.
Masyarakat Pidie sebagai suku perantauan dan keberhasilannya dalam dunia dagang. Dalam hal ini kabarnya orang Pidie menerapkan apa yang disebut politik dagang. Falsafah yang paling sering didengar adalah 'modal siploh-dipeubloe sikureung, lam tiep-tiep rueung na laba'. Artinya, modal sepuluh-dijual sembilan, dalam setiap ruang (transaksi pembelian) ada keuntungan.
Perantauan memang sudah menjadi ciri khas orang Pidie, di balik sikap perantauan ini sehingga Pidie populer juga dengan sebutan "Cina Hitam" atau The Black Chinese). Sikap merantau ini juga telah di abadikan salah seorang Imam Mujtahid terkenal Imam Syafii dalam syair monumentalnya berbunyi:
Tiada kata santai bagi orang yang berakal dan beradab
Maka tinggalkanlah kampung halaman dan merantaulah..
Berpergian lah, engkau akan mendapatkan ganti orang yang kau tinggalkan..
Berusahalah, karena nikmatnya hidup ada dalam usaha..
Sungguh aku melihat air yang tidak mengalir pasti kotor..