Lihat ke Halaman Asli

Helmi Abu Bakar elLangkawi

Pengiat Sosial Kegamaan dan Esais di berbagai Media serta Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam

Mengintip Al-Mursyid Abu Mudi dalam Kesyahduannya Berselawat Maulid Nabi

Diperbarui: 30 Oktober 2020   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mega merah di ujung ufuk telah tiba, suasana magrib hadir menyelimuti kota santri Samalanga menjelang malam pali bersejarah yakni malam kelahiran baginda nabi Muhammad Saw tepatnya malam 12 Rabiul Awal atau malam Kamis (28 Oktober 2020). Kaum muda belia berpakaian serba putih dan berjubah memenuhi masjid bersejarah Po Teumeuruhom masyarakat menyebutnya persis terletak di tengah komplek Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.

Lantunan suara imam shalat Masjid Raya yang merupakan bagian dari Masjid Raya yang di insinati Sultan Iskandar Muda begitu merdu nan syahdu menyongsong malam kelahiran putra Abdullah sosok khatimarrasul. Sebutan Masjid Raya bukanlah asal penamaan namun punya sejarah tersendiri, di Bireuen ada Masjid Raya Po Teumeuruhom komplek Dayah MUDI Samalanga, Pidie ada Masjid Raya Labue dan Masjid Raya Baiturrahman sebagai salah satu masjid termegah di Asia Tenggara juga satu jalur yang didirikan dengan inisiatif Sultan Iskandar Muda.

Pasca shalat magrib berjamaah dan zikir rutin, kejauhan terlihat sosok berpakaian kebesaran berjubah padukan putih berjalan perlahan dengan alunan pasti perlahan di dampingi beberapa pendamping yang setia saban hari dengan perawan kecil hitam manis plus murah senyum.

dokpri

Tongkat sang ulama kharismatik terus melangkah menuju Balee "Kramat"Beton meskipun kini tidak "menakutkan" kedengarannya, beda saat penulis masih menjadi santri mendengar nama Balee Beton sudah "ketakutan" dengan aura dan kharismanya. 

Balee itulah para ulama dididik dengan bekal dan ilmu serta beragam pengalaman oleh sosok Al-Mukarram Almurabbi Syekh H. Abdul Aziz bin Saleh atau akrab disapa Abon Aziz Al-Mantiqi, Ashabil wujud (murid senior) Abon itu bukan hanya alim dan 'alamah juga karamah, diantaranya Abu Kuta Krueng, Abu Panton, Abu Manan Alue Lhok, Abu Lhok Nibong, Abu Budi Lamno, Abu Ishak Lamkawe dan masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu termasuk pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya saat ini yang juga menantu Abon Aziz Al-Mantiqi sendiri telah "dipersiapkan"  menjadi ulama besar di kemudian hari.

Tibalah Almurabbi dengan tongkatnya makan malam bersama dengan tamu dan dewan guru, sela waktu makan bersama sesekali juga menebar guyonan kecil meretas suasana kaku. Singkat cerita setelah makan malam dan shalat Isya berjamaah sebagaimana arahannya shalawat tepat jam 22.00 WIB.

dokpri

Sudah menjadi rahasia umum sang pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga terkenal dengan disiplin sejak kecil bahkan sebagaimana gururnya Al-Mukarram Abu Ishak Lamkawe begitu disiplinnya sedetik waktu tidak disiakannyaa bahkan diundang ke rumah orang untuk samadiah tepat waktu dan itu sering penulis lihat sendiri bahkan dikisahkan orang dekat Abu Lamkawe. 

Lautan santri dan dewan guru berpakaian serba putih berdiri menyambut sosok yang juga mursyid tarekat Naqsyabandiyah Al-Waliyah, kejauhan tercium gelagatnya tidak lama kemudian dengan pakaian jubah hijau dan surban putih plus tongkatnya perlahan memasuki masjid yang didirikan sejak zaman Iskandar Muda itu, para Wadir dan keluarga besar MUDI, guru senior termasuk cucu sang pimpinan hadir dalam halaqah shalawat menyambut malam kelahiran baginda nabi Muhammad Saw.

Tidak lama kemudian, sang murabbi bersama wadir dan keluarga besar duduk di panggung utama, lantas siapa sang gerangan yang masih menjadi misteri dan tanda tanya? Al-Mukarram Al-Mursyid Syekh H.Hasanoel Basri HG atau masyarakat memanggilnya Abu MUDI sosok yang memimpin dalam memulai acara zikir tersebut. Al-Mukarram Abu MUDI membacakan dan menuntut niat yang ikhlas dan bertawasul sebagaimana tertera dalam tulisan kecil Abu MUDI yang di kutip dari grup Halaqah Abi MUDI 

Lantunan para Syekh zikir memimpin dan memadukan shalawat diiringi juga dengan alat bantu rebana ikut menyemarakkan shalawat malam tersebut, bau aroma "keumunyan" terus membahaha menghiasi malam syahdu tersebut.

Kejauhan mengintip sosok yang sangat bersahaja terus berzikir sambil memegang tuntutan buku shalawat yang telah disusun rapi dengan berbagai jenis shalawat dan zikir begitu juga lautan berjubah putih syahdunya dan larut serta karam dalam samudera shalawat. Sesekali Al-Mursyid mencuri pandang dan memandang ke arah arah atas, entah apa yang dilirik Al-Mursyid dalam tatapan matanya yang beraura nan syahdu, apakah sosok tersebut ruh baginda nabi Muhammad Saw datang ke tempat dan halaqah yang di bacakan maulid nabi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline