Lihat ke Halaman Asli

Cara Mendapatkan Investor

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemarin sore saya berdiskusi dengan beberapa teman, kami membicarakan tentang investor. Sangat seru jika berdiskusi tentang investor, tidak dipungkiri bahwa investor merupakan satu bagian dari usaha yang posisinya juga sangat dibutuhkan untuk mengembangkan usaha. Saya dan beberapa teman memang punya pemikiran bahwa untuk meningkatkan usaha kami lebih senang menukarkan keahlian kami dengan dana dari investor, di bandingkan harus berhutang di bank. Kami bertukar cerita tentang pengalaman kami bersama investor. Salah satu teman ada yang bercerita bahwa dia pernah memiliki investor, tetapi ketika usahanya tidak mendatangkan profit, maka investornya menuntut untuk menarik semua modal yang telah diinvestasikannya, walaupun kondisi keuangannya minus, investor tersebut tetap meminta untuk dikembalikan dana ditambah meminta keuntungan.

Menarik memang berbicara tentang investor, saya jadi ingat dengan ucapan salah seorang V-coach di IIBF, Mas Primo Prima, beliau menyebutkan bahwa investor itu terbagi menjadi dua, Investor Amatir dan Investor Pro. Dimana jumlah investor amatir lebih banyak, dan biasanya tidak jauh-jauh dari lingkungan kita. Yaitu berasal dari sekitar keluarga dan kerabat, teman, ataupun kenalan yang memang sudah tahu dengan usaha kita. Karakter investor ini adalah mereka siap untung tetapi tidak siap rugi, karena biasanya dana mereka terbatas dan ingin segera mendapatkan hasil. Bisa dikatakan investor tipe ini baru coba-coba berinvestasi, serta tidak bisa dipungkiri mereka juga sangat tidak rela jika harus mengalami kerugian, karena biasanya uang yang digunakan untuk investasi adalah uang yang berputar (masih diharapkan untuk keperluan lain). Hal ini berbeda dengan investor pro yang memang sudah sangat mengetahui seluk beluk proses wirausaha, mereka sudah lebih siap dengan semua resikonya (karena biasanya investor pro adalah seorang wirausahawan juga). Bahkan seorang investor pro biasanya sudah memikirkan rencana cadangan sebelum berinvestasi, apabila dana yang akan diinvestasikannya tidak menghasilkan profit. Sudah tentu seorang investor pro biasanya menginvestasikan uangnya yang benar-benar pasif (dana yang mengendap), yang tujuannya untuk membuka peluang baru dalam karir wirausahanya.

Bagaimana mencari investor pro?

Mas Primo menyebutkan, investor pro tidak bisa dicari, biasanya dia yang akan mencari anda. Caranya adalah dengan “bakar api unggun” maksudnya adalah membangun prestasi dengan usaha anda. Tidak hanya personal branding yang dibangun tapi juga pondasi dan sistem yang kuat dalam usaha agar prestasi penjualan dan branding mengakar di masyarakat. Dengan kata lain cara membangun prestasi usaha yaitu dengan fokus terhadap usaha agar menjadi expert dalam bidang usaha tersebut.

Bagaimana cara kita mendapatkan investor baik amatir ataupun pro?

Sahabat saya mengutarakan, untuk mendapatkan investor, selain harus menggambarkan tentang profile usaha serta laporan keuangannya, anda juga harus menggambarkan secara jelas poin-poin dibawah ini :


  1. Gambarkan resiko usaha, hal ini penting agar investor mengetahui tentang resiko serta konsekuensinya, karena dalam praktek berwirausaha tidak semudah menghitung keuntungan diatas excel. Tidak harus takut jika investor tersebut batal berinvestasi karena mendengar resiko usaha yang dipaparkan, hal ini akan jauh lebih baik ketimbang investor tersebut berinvestasi namun tidak siap menerima resiko karena belum dipaparkan.
  2. Gambarkan permintaan pasar, maksudnya adalah paparkan semua peluang permintaan dan potensi permintaan pasar yang ada dan belum bisa anda penuhi, jika perlu gambarkan di seluruh Indonesia. Dengan pemaparan ini diharapkan investor jadi lebih yakin untuk menginvestasikan uangnya.
  3. Gambarkan Management & Track Record Tim, ini adalah bagian yang penting juga, karena investor akan lebih suka menginvestasikan uangnya kepada perusahaan yang memiliki tim yang baik dibanding ke perorangan. Terutama investor pro, karena yang dilihat bukanlah sosok ownernya saja, tetapi keseluruhan usaha dan potensi tumbuhnya perusahaan dengan tim yang ada, karena seorang investor pro tidak ingin menginvestasikan dananya kepada “pemain baru”.
  4. Gambarkan Entry Barrier, maksudnya adalah anda sebagai owner harus menggambarkan bagaimana “cara mendobrak pasar”, diluar pasar yang sudah terbentuk, dengan demikian maka investor akan mengetahui bagaimana usaha anda tumbuh.
  5. Gambarkan Risk and Reward Relationship, untuk poin ini lebih lengkap dibandingkan dengan poin pertama, maksudnya adalah kita harus memaparkan bagaimana skenario terburuk jika terjadi kerugian, dan bagaimana upaya anda untuk keluar dari kondisi rugi tersebut. Begitu juga sebaliknya, kita juga harus memaparkan tentang target dan goals dalam usaha dengan lengkap setelah mendapatkan suntikan dana, serta menggambarkan apa reward untuk investor tersebut.


Setelah kita gambarkan semuanya, biasanya akan ada beberapa pertanyaan yang akan dilontarkan oleh investor, bersiaplah untuk menjawab dengan tepat. Semoga informasi ini bermanfaat untuk mengenali dengan baik bagaimana anda berinteraksi dengan investor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline