Lihat ke Halaman Asli

Bang Casman

Anak betawi yang belajar menulis

Eyang Mau ke Mana?

Diperbarui: 17 Februari 2021   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Eyang mau kemana?" Suara kecil itu bertanya kepada sosok seorang tua di hadapannya yang beranjak pergi
"Pulang" jawabnya singkat
"Eyang lupa membawa puisi-puisi ini" si kecil kembali berceloteh sambil menunjukan semangkuk penuh puisi-puisi buatan eyangnya
"Tidak sayang . Puisi ini untukmu, untuk kawan-kawanmu dan untuk dunia. Disana eyang tidak membutuhkannya. Tak ada satu puisipun yang bisa menggambarkan keindahan alamnya, kecantikan para bidadari dan kebahagiaannya.
Lahaplah semuanya untuk kalian dan kirimkan eyang senyuman bahagia serta seuntai doa"

Si kecil begitu bahagia mendengarnga, senyumnya lebar dengan mata berbinar. Dengan sumpit kecilnya dia melahap kata demi kata, bait demi bait setiap racikan puisi eyangnya. Tetapi mangkuk ini sungguh aneh, semakin banyak dia lahap isinya tak pernah kunjung habis bahkan kebahagiaannya makin terus bertambah dan bertambah layaknya air zam-zam di Padang Sahara.

Tetiba dia menangis tersedu, tersadar bahwa sang eyang yang dicintainya telah pergi meninggalkannya. Dalam lirih di antara isak tangis dia berkata
" Selamat jalan eyang. Engkau telah menemukan bukti bahwa Waktu di dunia itu fana, dan engkau menjalani keabadian "

---------------
Saudaraku,
Seberapa siapkah engkau menyongsong hadirnya keabadian?
Seberapa banyakkah bekal yang telah engkau siapkan?
Yakinkah engkau bahwa bekal yang kau siapkan selama puluhan tahun ini adalah kebaikan? bukan keburukan?
Sedangkan semua harta, keluarga, pangkat, jabatan dan segunung pujian harus kau tinggalkan..
Berapa banyak bekal yang kau bawa?

Apakah kau yakin kantung-kantung pahalamu tidak berlubang karena ghibah, fitnah dan kedzoliman yang akhirnya menghabiskan semua amalan baikmu dan berpindah pada yang lain, sehingga saat engkau menyangka pahala yang kau bawa sangatlah banyak dengan ibadah-ibadahmu, ternyata engkau hanyalah orang yang bangkrut di sana?
Na"udzubillah min dzalik

Saudaraku,
Sinar kefanaan semakin hari semakin memudar dan pada saatnya akan musnah
Seiring waktumu yang terhenti melepas kepergianmu menuju Ilahi Rabbi.

Saudaraku,
Sudah siapkah engkau berjumpa dengan Tuhanmu?


KOS di WBC
( Kumpulan Obrolan Santuy di Warung Bang Casman)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline