Pasca pandemi, ekonomi masyarakat desa belum semuanya pulih. Perekonomian masyarakat desa yang umumnya petani atau pedagang masih menahan diri. Hal ini tampak pada saat pasar ramadhan berlangsung, para pedagang masih enggan membelanjakan uangnya. Sehingga banyak pedagang yang mengeluh karena sepinya transaksi. Hal ini bisa dilihat diberbagai sentra-sentra ekonomi.
Bulan ramadhan sudah tidak menjadi daya tarik lagi untuk buka usaha musiman. Maraknya kantong-kantong keramaian baru, menjadikannya tujuan baru. Sehingga setiap desa berlomba-lomba untuk membuat pusat keramaian sendiri. Secara otomatis makin mengurangi jumlah orang yang biasa berkunjung. Banyak yang mereplikasi keramaian disuatu tempat untuk dikembangkan di daerah sendiri.
Walaupun kebanyakan yang dijual sejenis dan cenderung itu-itu saja membuat pembeli memilih yang dekat. Apalagi puasa ini jatuh di musim penghujan makin memperparah kondisi ini. Hampir setiap sore hujan turun secara tidak langsung mempengaruhi daya beli masyarakat. Para pedagang dituntut kesabaran yang luar biasa. Menjadi sebuah dilema antara jualan dan tidak karena sama-sama mengandung resiko.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H