Fenomena baru muncul di kampung-kampung diserbu rumah makan Padang. Serbuan rumah makan Padang dengan harga yang fantastik sepuluh ribuan. Bahkan ada yang mematok dengan harga Rp. 8.000-an. Tentu saja kehadirannya menuai pro dan kontra di masyarakat. Sebagai konsumen tentu disambut baik karena dengan mengeluarkan sedikit uang mendapatkan nasi Padang. Sedangkan bagi warung-warung makan yang ada ini merupakan ancaman.
Sebagai contoh di kampung penulis terdapat 8 rumah makan Padang. Bahkan dalam satu deret terdapat beberapa rumah makan Padang. Mengapa mereka menjual dengan harga yang begitu murah? Sedangkan kita tahu sama tahu harga kebutuhan semua naik. Tapi mengapa mereka menjual nasi dengan harga yang minim.
Strategi pemasaran diterapkan dengan cara permainan kalimat sehingga masyarakat tertarik untuk membeli. Kalau kita cermati ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
1. Ada pepatah yang mengatakan ada rupa ada harga. Nah disini diterapkan, nasi yang dibungkus tidak seperti nasi Padang yang normal. Nasi yang dibungkus lebih sedikit, begitu juga ukuran lauk pauknya lebih kecil.
2. Lebih mahal jika kita membeli lauknya saja dibandingkan dengan nasi. Begitu juga dengan kualitas rasa.
Nah, sekarang kita tahu kan strategi mereka dalam menjual nasi Padang dengan harga yang murah.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H