Kabupaten Brebes memiliki panorama yang indah, kebudayaan yang unik dan kuliner yang lezat. Tiga klaster pariwisata yang ada yaitu Utara, Tengah dan Selatan dengan daya tarik unggulan menawarkan wisata dengan beragam destinasi. Begitu juga seni dan budaya Jawa dan Sunda memberikan pengalaman batin yang menakjubkan. Apalagi Brebes memiliki Kampung Budaya Jalawastu yang sering disebut Baduy Brebes dan Museum Purbakala Buton yang memiliki koleksi fosil berusia jutaan tahun sebelum Masehi. Tetapi mengapa pasca pandemi jumlah kunjungan wisatawan ke Brebes semakin menurun dibandingkan kabupaten/ kota lain di Jawa Tengah.
Beberapa persoalan yang menjadi berkurangnya pengunjung atau wisatawan bisa dirangkum untuk segera ditindaklanjuti:
1. Aksesibilitas.
Aksesibilitas menjadi persoalan utama di Kabupaten Brebes apalagi akses menuju destinasi wisata. Kita sering mengalami kesulitan untuk mencapai destinasi wisata tersebut. Sebagai contoh akses menuju Wisata Agro Kaligua rusak parah. Padahal potensi wisata didaerah tersebut sangat besar ada Perkebunan Teh, Deswita Pandansari, Teras Padi dan masih banyak lagi. Padahal kalau aksesibilitasnya bagus maka akan terintegrasi dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang. Begitu juga akses menuju Kampung Budaya Jalawastu, Destinasi wisata di Kecamatan Salem dan masih banyak lagi.
2. Event Pariwisata Seni dan Budaya.
Kabupaten Brebes belum memiliki event berskala nasional yang mampu menarik orang untuk datang ke Brebes. Ada beberapa festival seperti Ratiban Pandansari, Tukar Takir, Ngasa Jalawastu dan Gandoang, Festival Pesisir Sedekah Laut, Sedekah Waduk dan Sedekah Bumi. Tetapi event tersebut baru sekedar tontonan hiburan tetapi belum menjadi industri hiburan atau industri pariwisata. Jika event tersebut menjadi agenda tahunan dengan pengelolaan yang profesional, maka bisa dikemas menjadi jualan wisata. Sehingga orang akan datang dalam waktu lama sehingga mereka membelanjakan uangnya untuk penginapan, makan, oleh-oleh, transportasi, jasa guide dan hiburan.
3. SDM Kepariwisataan dan Tata Kelola.