Salah satu alat yang paling dibutuhkan di dapur adalah kompor. Berbagai jenis kompor digunakan walaupun yang paling dominan adalah kompor gas. Tetapi kini mulai dilirik oleh kaum urban dan milineal adalah kompor listrik, walaupun ada sebagian kecil yang masih menggunakan kompor minyak. Penggunaan kompor listrik dinilai sangat praktis dan akan penggunaannya. Karena pengguna tidak takut gas bocor ataupun regulator mampet. Sehingga masyarakat pelan namun pasti banyak masyarakat mulai beralih menggunakan kompor listrik.
Pro dan kontra dimasyarakat pasti ada ketika ada wacana pemerintah akan memberikan kompor listrik gratis ke masyarakat. Masyarakat masih memiliki ketakutan daya listriknya tidak kuat. Karena kompor listrik memiliki daya diatas 450! Kwh. Sedangkan masyarakat kebanyakan memiliki listrik 450 kwh, mereka ketakutan disuruh ke 900 kWh. Ditambah lagi kalau lagi masak tiba-tiba listrik mati, takut kesetrum, rasa masakan kurang enak dan masih banyak lagi keraguan dihati masyarakat.
Tentu kita masih ingat zaman dahulu waktu pengalihan dari minyak tanah ke gas. Masyarakat protes dan menentang dengan berbagai argumentasi. Tetapi pemerintah tetap kekeuh meneruskan program ini. Hasilnya masyarakat sudah terbiasa dipermudahkan masak menggunakan gas, sekarang kalau gas habis tidak mau masak lagi. Apalagi menggunakan kayu bakar atau kompor minyak tanah sudah tidak mau lagi. Yang perlu dikedepankan untuk suksesnya suatu program adalah sosialisasi ke masyarakat agar masyarakat tahu dan siap menerima program tersebut termasuk program kompor listrik.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H