Setelah satu bulan lamanya menahan lapar dahaga kini saatnya umat muslim merayakan kemenangan. Cuaca terang seolah memberi tanda, seluruh semesta bertakbir. Terlewati sudah bermacet-macetan untuk merayakan lebaran bersama keluarga dan kerabat tercinta. Sebagai penyempurna ibadah puasa bayar zakat fitrah dan maal. Sungguh sempurna ibadah kita, jika saling memaafkan.
Dimalam takbiran banyak masyarakat menyuarakan takbir dan tahmid baik di mushala ataupun berkeliling kampung. Sebagian ibu-ibu membuat ketupat, lepet dan lauk pauknya serta kue-kue lebaran. Bagi masyarakat kampung, membuat ketupat dan lepet merupakan makna simbolis permintaan maaf dan persaudaraan yang erat.
Proses pembuatan ketupat yang berlangsung lama, mensyaratkan bahwa lebaran jangan tidur sore. Diisi dengan kegiatan yang bermanfaat sambil mengingat Allah. Persiapan shalat ied dan ziarah tak luput dari perhatian. Lebaran saatnya berkumpul dengan memakan ketupat dan opor.
Ziarah kubur mengingatkan kita kepada keluarga yang telah mendahului kita. Dengan datang ke makam, membersihkan dan berdoa mohon ampunan untuk almarhum/ almarhumah. Sekaligus mengingatkan kita bahwa hidup ini hanya sementara. Dan sesungguhnya kehidupan yang kekal adalah kehidupan kelak di akhirat.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H