Bila musim kemarau panjang banyak sumur atau sungai yang kering, sehingga masyarakat kesulitan dalam memperoleh air bersih. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan air bersih seperti mencari sumber mata air baru, menambah kedalaman pompa air atau membeli air dirijen. Disamping usaha nyata juga dilakukan usaha secara spiritual yaitu Shalat Istisqo atau ritual tradisi minta hujan.
Di Kabupaten Brebes ada tiga ritual yang berhubungan dengan minta hujan yaitu Barikan, Ngaguyang Kuwu dan Benta Benti. Kalau Barikan dan Ngaguyang Kuwu hampir mirip pelaksanaannya tetapi kalau Benta Benti hampir mirip dengan Jaelangkung yaitu menggunakan media boneka dari batok kelapa.
Benta Benti masih tumbuh dan terpelihara di kalangan masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten Brebes salah satunya Dess Pamulihan, Kecamatan Larangan. Seni tradisi ini hampir sama dengan sintren yaitu melalui media pemanggilan arwah atau alam gaib. Benta Benti dilaksanakan ketika kemarau panjang dan masyarakat sudah kesulitan air.
Prosesnya didahului dengan pembuatan boneka dari batok kelapa dan sapu ijuk, setelah boneka sudah jadi diletakkan ditempat yang angker atau dikeramatkan selama dua minggu. Pelaksanaan ritual biasanya malam hari dan pada malam jumat.
Diawali dengan instrumen bedug, rebana dan kendi yang ditabuh sehingga menimbulkan irama musik. Pertunjukan ini diisi dengan pembacaan kasih yang berisi mantera dengan tiga tahapan. Tahapan pertama yaitu pemanggilan arwah, kedua memasukkan arwah dan ketiga permintaan hujan.