Dari semenjak zaman dahulu wayang dijadikan sebagai media edukasi dan menyampaikan pesan. Bahkan Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk menyiarkan dan menyebarkan ajaran agama Islam.
Begitu juga untuk saat ini, wayang terbukti masih ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan seperti yang dilakukan di masyarakat Desa Pandansari, Paguyangan. Pagelaran Wayang Kulit yang dilaksanakan Dinbudpar Kabupaten Brebes sebagai support untuk event IndonesiaGaruda dengan lakon Semar Mbangun Kayangan oleh dalang Ki Rakim Hardono.
Semar Mbangun Khayangan merupakan refleksi sikap masyarakat Pandansari dalam menghadapi pagepluk. Bagaimana sikap masyarakat dalam mencegah penularan virus, berkegiatan dan tetap produktif di rumah, penerapan protokol kesehatan sampai pada masa adaptasi setelah pandemi.
Dengan senjata Kalimasada, Semar berperang melawan kebatilan menjaga dan melindungi keluarga Pandawa. Masyarakat berperang melawan pandemi dengan mematuhi kebijakan pemerintah dan melindungi keluarga dengan penerapan protokol kesehatan dan pola hidup sehat.
Antusiasme masyarakat yang berbondon-bondong menyaksikan pagelaran wayang kulit membuat pesan yang ingin disampaikan tercapai. Hal tersebut membuat rasa harus dan bangga pada masyarakat Pandansari. Hal ini juga dirasakan salah satu pengunjung yang juga Kasie Sejarah dan Nilai Tradisi Dinbudpar Brebes Bapak Mohammad Sopan. Di era globalisasi dan digital namun masyarakat Pandansari masih menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan tradisi lokal.
Dia mengatakan'"Pagelaran wayang kulit pagelaran yang mahal namun budaya luhur yang dikandungnya tidak bisa diukur dengan materi. Maka kesempatan langka ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk ditonton dan didokumentasikan untuk kita wariskan kepada anak cucu kita nanti, " katanya.